Minggu, 27 Desember 2009

MENUMBUHKAN BUDAYA POSITIF

Mike Pegg, Positive Leadership)

Singkat kata, budaya adalah cara kita melakukan segala sesuatu. Dalam sebuah perusahaan, budaya adalah sesuatu yang dibangun mulai dari pimpinan puncak hingga karyawan bawah. Dan ini berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Ketika anda bekerja di sebuah perusahaan, anda perlu mengenali budaya yang berlaku di sana, yang mungkin berbeda dengan budaya yang diterapkan di tempat kerja terdahulu. Namun demikian, sebagai seorang pemimpin yang positif, salah satu tugas anda adalah menumbuhkan sebuah budaya; yaitu budaya yang positif, yang sesuai dengan pasar anda dan didukung oleh personel anda. Dan ini harus dimulai dari anda sendiri sebagai pimpinan puncak yang harus memberikan keteladanan. Berikut adalah sepuluh langkah untuk menumbuhkan budaya positif.

1--Ukurlah budaya anda saat ini.

Ada beberapa alat untuk mengukur budaya yang berlaku di perusahaan. Salah satunya dengan melakukan survey pada karyawan untuk mengetahui pendapat mereka mengenai aspek-aspek perusahaan, seperti: kepemimpinan, komunikasi visi, manajemen sumber daya manusia, kondisi kerja, komitmen karyawan, pemanfaatan bakat dan ketrampilan karyawan, kualitas kerja, pelayanan pada pelanggan, harapan akan masa depan, dan reputasi perusahaan di mata masyarakat. Cari tahu pula pendapat karyawan tentang kekuatan dan kelemahan perusahan, serta saran-saran untuk memperbaiki kelemahan itu. Dari hasil tersebut anda bisa mengukur bagaimana budaya yang terbangun selama ini.

2--Putuskan untuk menumbuhkan budaya positif.

Budaya yang sehat didasarkan pada tiga E, yaitu: Encouragement (memberikan dorongan), Enterprise (jiwa kewirausahaan) dan Excellence (senantiasa meraih
keunggulan). Memberikan dorongan pada karyawan adalah pondasi, karena mereka membutuhkan dukungan untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar bertahan. Budaya yang sehat juga memberikan intensif bagi kewirausahaan yang ditunjukkan karyawan. Dengan demikian karyawan akan menikmati imbalannya dan berusaha sekuat mungkin meraih keunggulan.

3--Rencanakan perubahan budaya.

Perubahan nyata harus dilakukan pada tingkat filosofi. Orang harus diubah pikirannya agar dapat bertindak dengan cara berbeda. Sebagai pemimpin, anda dapat memulainya dengan menjelaskan filosofi anda dan mengembangkan suatu visi positif. Ini memerlukan waktu. Langkah pertama adalah dengan mengubah hal-hal fisik (akan dijelaskan berikut) agar orang dapat melihat adanya perubahan. Baru kemudian hal-hal psikologis: menciptakan perasaan unggul dengan meraih sukses nyata pada awalnya. Sedangkah langkah terakhir adalah mengubah hal-hal filosofis.

4--Ubahlah hal-hal fisik.

Mengapa harus mengubah hal-hal fisik terlebih dahulu? Karena itu lebih mudah. Ubahlah logo perusahaan, hiaslah pintu masuk, hiasi kantor dengan hiasan-hiasan, dan lain sebagainya. Kuncinya: ciptakan identitas perusahaan. Kemudian ciptakan perasaan terlibat bagi karyawan. Dorong mereka untuk memberikan saran demi perbaikan perusahaan. Kemudian, doronglah mereka untuk melakukan pekerjaan bermutu.

5--Ubahlah hal-hal psikologis.

Bagaimana anda bisa membangun perasaan unggul dalam diri karyawan? Lakukan pertemuan besar di awal tahun kerja. Ini dapat membangkitkan semangat, namun harus ada tindak lanjut yang baik, bila tidak, orang akan bersikap sinis. Kemudian, lakukan sesuatu dan raihlah hasil nyata yang lebih awal. Doronglah orang-orang tertentu, yaitu mereka yang positif, yang dapat membangkitkan semangat orang lain. Orang-orang positif adalah sekutu, karena itu berilah tanggung jawab dan status. Tunjukkan pada orang lain bahwa anda menghargai perilaku positif.

6--Ubahlah hal-hal filosofis.

Kini, tiba saatnya anda meminta karyawan untuk berpikir dengan cara baru. Perubahan fisik akan mendorong perubahan psikologis. Bila hal ini terlah siap, anda bisa mengubah hal-hal yang filosofis dalam pikiran karyawan. Barulah budaya anda bisa dipercaya oleh karyawan. Secara singkat, prosesnya adalah: mengubah fakta, kemudian mengubah konsep, dan terakhir mengubah nilai-nilai. Dan, apa yang dilakukan oleh para pemimpin transformasial adalah menyentuh orang-orang pada tingkatan nilai, memperkenalkan paradigma baru dan mengilhami masyarakat untuk berpikir beda, serta memberikan hasil nyata.

7--Didiklah manajer madya anda.

Para manajer madya adalah orang-orang kunci dalam mengubah filosofi menjadi tindakan nyata. Merekalah yang membentuk budaya masa depan. Karena itu, didiklah manajer madya anda. Anda tidak dapat hanya memberikan perintah, anda harus mendidik, yaitu dengan memberitahukan apa tujuan organisasi, melibatkan mereka dalam meraih tujuan itu, memberikan kebebasan untuk menggunakan kemampuan mereka guna mencapai tujuan dan memberikan semangat.
Ini tampak seperti kombinasi yang baik antara campur tangan dengan lepas tangan.

8--Buat suatu program keterlibatan yang nyata.

Bagaimana menyusun program keterlibatan yang sistematis? Pertama, jelaskan visi perusahaan pada karyawan. Jelaskan pula bidang-bidang yang mereka pengaruhi. Kemudian susunlah suatu mekanisme untuk memanfaatkan inisiatif dan gagasan karyawan. Pastikan para manajer mengetahui cara melibatkan karyawan. Susun prioritas bidang-bidang mana yang memerlukan keterlibatan. Ini akan menumbuhkan rasa ikut memiliki. Setelah itu laksanakan gagasan itu, serta umumkan hasil nyata yang telah dicapai. Terakhir, tugas anda adalah mengendalikan agar program itu bisa meningkatkan kinerja perusahaan.

9--Perkenalkan prinsip Kaizen dalam organisasi.

Kaizen adalah gagasan untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus. Ini tidak sama dengan perfeksionisme, namun melakukan yang terbaik demi perbaikan. Kesempurnaan dapat tercapai melalui perbaikan yang terus menerus.Dan ini memberikan kesenangan.

10--Lanjutkan terus pembangunan budaya positif anda.

Secara periodik lakukan penilaian kembali atas tingkat pemanfaatan bakat karyawan. Berapa pun nilai yang muncul, apakah 6, 8, ataupun 10, anda harus menanyakan bagaimana dapat memanfaatkan pengetahuan karyawan lebih baik lagi. Ini akan terus memicu munculnya gagasan baru, yang berguna untuk mempertahankan diri sekaligus mempertahankan orang-orang terbaik di perusahaan anda. Dengan demikian perusahaan menunjukkan bahwa mereka benar-benar memperhatikan karyawannya dan terus-menerus membangun budaya yang kreatif.

Selasa, 15 Desember 2009

SEPULUH UKURAN KESUKSESAN

Barbara Bartlein, R.N., M.S.W.

Dia lulusan Fakultas Hukum, George Washington University. Lalu bekerja sebagai pengacara pada law firm terkemuka di Midwest. Ditilik dari penampilannya, ia adalah wanita yang sukses dan berhasil. Namun, suatu saat di Senin pagi, ia mengajukan pengunduran diri dari posisinya. Hal ini tentu membingungkan banyak orang, namun keputusannya untuk keluar dari "jalur kesuksesan" itu didasari pada pendefinisian kembali makna "kesuksesan" baginya. Lebih lanjut, ia ingin menemukan sesuatu yang benar-benar ia inginkan.

Apakah anda adalah orang yang sukses? Berikut ini, beberapa ukuran kesuksesan yang mungkin berguna untuk mengukur kesuksesan anda. Kesuksesan adalah:

1--Mendapat penghasilan yang baik dari pekerjaan yang ditunaikan dengan baik
pula.

Bila anda menyelesaikan pekerjaan dengan baik, anda bisa merasakan kegairahan dalam pekerjaan itu dan menikmati apa yang sedang anda kerjakan.
Penghasilan yang besar tidak banyak berarti bila anda tidak bisa menemukan kegembiraan dalam pekerjaan anda setiap harinya. Gaji yang anda terima semestinya bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari agar anda bisa memusatkan perhatian pada pekerjaan anda.

2--Mempunyai visi mengenai masa depan dan tujuan yang konsisten dengan visi
tersebut.

Kehidupan kerja anda adalah untuk mengejar tujuan dengan penuh energi, daya cipta dan integritas. Tentu ada semacam ketegangan kreatif antara visi anda dan kenyataan saat ini sehingga anda perlu melakukan peregangan untuk meraihnya. Ketegangan kreatif ini memberi anda energi untuk menjaga momentum dan meraih tujuan anda satu per satu.

3--Memperoleh cinta dan penghormatan dari orang-orang di sekitar anda.

Berperilakulah sedemikian rupa sehingga anda berhak untuk mendapatkan cinta dan penghormatan dari orang-orang di sekitar anda. Dapatkan hal ini melalui kerja keras dan dedikasi. Jangan mencampur-adukkan antara "terkenal" dengan "terhormat". Terkadang keinginan anda untuk terkenal harus dikorbankan untuk mendapatkan kehormatan.

4--Memberikan sumbangsih pada masyarakat dengan sukarela.

Akuilah bahwa anda menerima sesuatu dari masyakat sekitar, maka dapatkan sebuah kesempatan untuk memberikannya kembali pada mereka. Hal ini bukan karena secara politis dibenarkan, namun karena anda mengakui sepenuh hati bahwa anda benar-benar mendapat karunia dan anugerah; karena berbagi pada sesama adalah sebuah penghargaan yang besar.

5--Menerima kegagalan dan penolakan, namun belajar darinya.

Dikatakan, ada dua tipe orang di dunia ini. Pertama, seseorang yang belajar dari kesalahan mereka sendiri. Dan mereka yang yang belajar dari kesalahan orang lain. Jauh lebih mudah bila anda tidak perlu membuat kekeliruan sendiri. Namun orang yang sukses adalah mereka yang belajar dari kegagalan dan tumbuh bersamanya.

6--Menghabiskan waktunya untuk melakukan apa yang ingin dilakukan.

Bisa menikmati setiap hari kerja adalah anugerah yang luar biasa. Seringkali tindakan yang sederhana dan tampak sepele memberikan kepuasan yang besar.
Ingat, ada dua cara untuk menjadi kaya: mempunyai banyak uang, atau memiliki keinginan yang sederhana.

7--Mempunyai gaya hidup yang sehat secara fisik.

Pepatah yang mengatakan, "lebih awal tidur, lebih awal bangun, membuat orang jadi sehat, kaya, dan bijak" tetaplah berlaku. Banyak orang lebih memperhatikan mobilnya ketimbang tubuhnya sendiri, padahal kesehatan adalah hadiah yang tidak bisa kita beli. Ingat pula aturan emas mengenai kesehatan yang berbunyi, "jangan makan, minum atau tidur sebanyak yang kita maui."

8--Menjaga kehidupan spiritual.

Akuilah bahwa hidup ini sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Cari dan ikuti petunjuk-Nya sehingga anda bisa menjalani hidup ini dengan baik dan terus maju.

9--Berusaha untuk meraih kesempurnaan, namun jangan harapkan itu dari diri anda atau orang lain.

Tetaplah berusaha untuk meraih kesempurnaan dengan melakukan perbaikan. Akui bahwa goal anda tidaklah sempurna. Hidup ini adalah sebuah proses penyempurnaan yang terus-menerus. Daripada mengharapkan kesempurnaan dari orang lain, lebih baik anda melihat keberhasilan yang diraih oleh orang lain dan berikan mereka pengakuan yang positif.

10--Mempercayai bahwa anda adalah seseorang yang sukses.

Pikiran yang positif adalah alat yang ampuh. Anda menjadi apa yang anda pikirkan. Bila anda percaya anda bisa, anda memperoleh "rewards" dari pikiran anda.

Ada banyak jalan menuju kesuksesan, dan itu haruslah dirancang oleh diri anda sendiri. Setiap jalan pasti meliputi kesempatan dan resiko. Pastikan bahwa anda tahu apa makna keberhasilan bagi anda. Henry Kissinger berujar, "Bila anda tak tahu kemana anda sedang melangkah, maka semua jalan takkan membawa anda kemana-mana."

(Barbara Bartlein, R.N., M.S.W., Success Matters - Ten Measures of Success)

Rabu, 09 Desember 2009

BAKAT YANG TERSIA-SIAKAN

Akhirnya, orang tua itu harus meninggal dunia. Kini ia tergeletak di tempat tidurnya, sendirian. Ketika ia terjaga, ia melihat begitu banyak bayangan orang berdiri mengelilingi tempat tidurnya. Wajah mereka tampak menyenangkan namun sedih. Orang tua itu merasa keheranan. Ia tersenyum lemah dan berbisik, "Oh, kalian pasti teman-teman dari masa mudaku dulu yang datang untuk menyampaikan kata perpisahan. Oh, betapa bahagianya aku."

Sesosok bayangan mendekati dan merengkuh tangan orang tua itu. Ia menjawab, "Tentu saja, kami adalah sahabat-sahabat karib yang telah menemanimu sejak lama. Kami adalah harapan dan impian yang tak kau wujudkan dalam hidupmu. Meski kau merasakannya jauh di dalam hati sanubarimu, kau tak pernah berusaha untuk mengupayakannya. Kami adalah bakat-bakat unik yang dianugerahkan padamu, namun tidak pernah kau asah dan kau gunakan. Kami adalah hadiah yang tak pernah kau temukan. Teman tua, kami datang bukan untuk menghiburmu, tetapi kami datang untuk mati bersama-samamu."

Pojok Renungan Editor: Jangan biarkan seluruh bakat yang dianugerahkan pada kita tersia-siakan begitu saja. Mari, kita gali dan persembahkan untuk hidup dan kebahagiaan kehidupan kita semua.

(Les Brown, I Believe in You, Compendium, Inc.)

Selasa, 01 Desember 2009

ONGKOS PARKIR ROLLS-ROYCE

Smiley:

Sebelum bepergian ke Eropa untuk suatu urusan bisnis, seorang pria kaya mengendarai Rolls-Roycenya menuju ke sebuah bank di pusat kota New York.
Pada petugas bank ia mengajukan pinjaman uang segera sebesar USD. 5.000,-
Petugas bank meminta jaminan pada pria itu, yang lalu dijawabnya, "Baiklah, kalau begitu aku berikan Rolls-Royceku ini sebagai jaminan." Petugas bank
langsung menyetujui tawaran itu. Ia lalu memarkirkan Rolls-Royce itu di lantai bawah gedung bank itu demi keamanan. Kemudian, ia menyerahkan USD.
5.000,-

Dua minggu kemudian, pria kaya itu pulang dari Eropa dan mengunjungi bank itu lagi. Ia bermaksud melunasi hutangnya serta mengambil Roll-Roycenya
kembali. Petugas bank itu menghitung. "Anda harus mengembalikan pinjaman pokok anda sebesar USD. 5.000,- ditambah USD. 15,40 sebagai bunganya," kata
petugas bank.

Pria itu segera menulis cek tunai. Ketika ia akan meninggalkan gedung, petugas bank itu menegur dan menanyakan sesuatu, "Tunggu tuan! Kami baru
tahu bahwa anda adalah seorang jutawan, tetapi mengapa anda memerlukan datang ke sini dan meminjam uang USD. 5.000,-?"

Pria itu tersenyum, "Di mana lagi saya bisa memarkitkan Rolls-Royce di Manhattan ini selama dua minggu dan hanya membayar USD. 15,40?"

Smiley...! Cerdik bukan?

Senin, 23 November 2009

MENJADI ANGGOTA TIM POSITIF

Mike Pegg

Kalau semua tim memiliki kemampuan sama, maka tim yang memiliki sikap paling baiklah yang akan memperoleh hasil terbaik. Sikap itu terbentuk dari orang-orang yang tergabung dalam tim tersebut. Berikut ini ada sepuluh langkah yang dapat anda lakukan untuk menjadi seorang anggota tim yang baik.

1--Pastikan anda ingin bekerja dalam sebuah tim.

Tanyakan pada diri sendiri, apakah anda benar-benar ingin menjadi anggota sebuah tim. Ada orang yang lebih suka bekerja bagi dirinya sendiri, ada yang lebih suka menjadi pemimpin, dan ada yang memilih bekerja dalam suatu tim.
Sebelum anda dapat menjadi seorang anggota tim yang positif, yakinkan bahwa anda benar-benar ingin bekerja sebagai anggota sebuah tim.

2--Pilihlah tim yang positif.

Agar anda dapat berperan secara positif, anda perlu lingkungan yang positif.
Bekerjalah dalam sebuah organisasi yang anda percayai. Carilah organisasi atau perusahaan yang memiliki catatan prestasi terbaik dalam inovasi, tanggung jawab sosial dan bidang tertentu yang anda minati. Carilah perusahaan yang mencanangkan misi yang sama dengan nilai-nilai yang anda percayai.

3--Buatlah komitmen positif terhadap pekerjaan anda.

Komitmen ini menguatkan anda meski sedang menghadapi kesulitan. Bila anda percaya dengan misi yang diemban oleh perusahaan anda, maka berjanjilah untuk melakukan sesuatu yang terbaik bagi tim kerja anda.

4--Jelaskan tujuan-tujuan pribadi anda.

Berbicaralah dengan pimpinan anda, dan sampaikan tujuan-tujuan pribadi anda agar mereka bisa menyetujui sasaran-sasaran pribadi anda. Buatlah kontrak yang jelas dengan tim dan pimpinan anda. Pastikan pula anda mendapat dukungan yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

5--Lakukan pekerjaan yang bermutu tinggi.

Anda telah memiliki dukungan dari pimpinan anda, maka tugas anda kini adalah mewujudkannya dalam bentuk pekerjaan yang bermutu tinggi. Ini akan mendorong terciptanya suasana yang menyenangkan dan dapat mengembangkan bakat anda.
Dengan melakukan pekerjaan yang bermutu tinggi, anda memuaskan diri anda sendiri, tim, pimpinan sekaligus customer anda.

6--Kembangkan peranan positif dalam tim.

Perjelas apa kekuatan anda agar anda bisa melakukan cara terbaik bagi tim anda. Berbicara pada atasan anda mengenai tujuan-tujuan anda, lalu wujudkan itu menjadi hasil yang baik. Memang terkadang anda tidak bisa mengembangkan peran anda dalam tim. Mungkin ini disebabkan oleh pimpinan anda yang tidak sepenuhnya yakin akan kemampuan anda, maka bekerjalah di waktu senggang untuk melakukan yang terbaik. Carilah kesempatan agar anda bisa menggunakan kekuatan anda. Dalam hal ini peran pemimpin diperlukan untuk mendorong anda agar bisa menunjukkan bakat yang anda miliki, bukan mendiamkannya.

7--Doronglah anggota tim lain.

Ini menuntut anda untuk mengembangkan kemampuan hubungan antar manusia di samping ketrampilan teknis. Sebagai anggota tim, anda dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik bila mereka mengetahui cara mendukung para kolega anda. Berilah kesempatan bagi anggota tim untuk memperbaiki diri. Jadilah pembimbing bagi para anggota tim yunior.

8--Temukan penyelesaian positif terhadap berbagai masalah.

Kembangkan budaya dimana anggota tim dapat membantu anggota tim lainnya dengan mengusulkan berbagai kemungkinan pemecahan masalah. Sesungguhnya karyawan lebih mengetahui pekerjaannya daripada atasannya, maka doronglah anggota tim menyelesaikan masalahnya sendiri secara positif.

9--Raihlah tujuan pribadi anda.

Tugas pertama anggota tim adalah mencapai sasaran pribadinya. Perhatikan lintasan anda, bukan lintasan orang lain. Ini berarti anda harus memiliki tujuan yang jelas, bekerja keras, dan menyelesaikan pekerjaan anda dengan baik.

10--Bantulah tim meraih tujuannya.

Singsingkan lengan baju. Ulurkan tangan anda. Pada saat krisis tiba, yang diperlukan dari setiap anggota tim adalah membantu tim sepenuhnya, menghadapi tantangan dan menyelesaikan krisis.

Perhatikan kembali sepuluh langkah di atas, dan tanyakan pada diri anda sendiri:

- Bagaimana rasanya menjadi anggota suatu tim?
- Apakah menjadi anggota tim adalah tepat bagi anda?
- Apakah anda bisa bekerja dalam tim dan melakukan pekerjaan kreatif?

Bila anda menjawab "tidak", maka pikirkan sekali lagi. Jangan habiskan waktu anda untuk melakukan sesuatu yang bagus namun gagal mendorong orang lain dalam tim anda. Terimalah tanggung jawab untuk kepentingan masa depan anda sendiri. Bergabunglah dengan tim yang benar-benar anda inginkan, lalu bulatkan tekad untuk menjadi anggota tim yang baik.

(Mike Pegg, Positive Leadership)

Senin, 16 November 2009

KERJA SAMBIL KULIAH

Tanya: Ada masalah yang ingin saya tanyakan, bagaimana caranya membagi waktu yang paling baik antara urusan kantor dengan pendidikan. Soalnya selain bekerja saya juga masih nyambi kuliah malam, kadang-kadang saya suka pesimis, bisa berhasil enggak nyelesaiin pendidikan. Tolongin dong, gimana caranya agar saya sukses di pekerjaan sama urusan kantor? (Pj)

Jawab: Senang sekali bisa berkenalan dengan anda yang bekerja dan sembari kuliah (atau kuliah sembari kerja?). Pertama, mbok jangan pesimis lha. Tetaplah optimis, percaya, dan penuh tekad untuk menyelesaikan kuliah dengan baik dan mengerjakan tugas-tugas kerja dengan baik pula. Itu kunci paling utama. Bila anda mulai pesimis, maka semangat anda akan luntur. Bila semangat sudah merosot, bukan hanya kuliah yang berantakan, tetapi kerja pun akan terbengkalai. Kedua, bersiap-siaplah untuk "hidup penuh penderitaan", ceile! Ada harus mau berkorban. Tidak ada banyak waktu untuk berleha-leha. Kurangi kenikmatan-kenikmatan, tetaplah teguh untuk melaksanakan keduanya dengan baik. Toh, anda hanya perlu beberapa tahun saja untuk menyelesaikan
kuliah bukan? Malah semestinya anda bersyukur masih mempunyai kesempatan kuliah dan bekerja. Dan, kesempatan ini harus dipenuhi sebaik-baiknya. Tetaplah berpandangan positif mengenai tujuan dari pilihan anda ini.

Ketiga, persiapkan kondisi fisik anda dengan baik. Cukupkan istirahat anda, konsumsilah makanan yang sehat dan seimbang, bugarkan tubuh dan pikiran anda. Keempat, atur waktu dengan baik. Selesaikan pekerjaan kantor di kantor. Jangan biarkan anda menunda pekerjaan karena itu akan menyulitkan anda keesokan harinya. Tuntaskan pekerjaan hari ini di hari ini. Demikian pula, dengan tugas-tugas kuliah anda, segera selesaikan seusai jam kuliah. Bila perlu gunakan waktu libur anda untuk menunaikan tugas-tugas kuliah. Jangan tergoda untuk menghabiskan setiap waktu libur dengan "rekreasi".
Ingat, anda khan sudah bertekad untuk "hidup sengsara"? Tetapi sekali-kali menyegarkan pikiran boleh lah.

Keempat, mintalah bantuan dari orang lain. Paling utama, mintalah doa restu dari orang tua agar mereka senantiasa memberikan dorongan moril untuk menguatkan diri anda. Minta bantuan dan pengertian dari atasan serta rekan-rekan kerja anda. Adakalanya anda perlu waktu untuk mempersiapkan ujian, menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya, maka mintalah tolong dari rekan sekerja anda, atau delegasikan dengan baik. Berbaik-baiklah dengan rekan kerja anda. Sebaliknya, bila waktu kuliah anda luang, jangan segan untuk bekerja lembur untuk mengejar ketinggalan kerja anda. Terakhir, jangan lupa banyak-banyak berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Mohon kekuatan dan dimudahkan setiap urusan. Tenangkan diri anda dalam doa anda. Selamat
bekerja dan kuliah. Bila anda berminat berkenalan dengan beberapa rekan yang juga sedang/pernah mengalami hal seperti anda, anda bisa kami perkenalkan dengan beberapa rekan kami. Mereka ada yang bekerja sebagai staff, pimpinan bagian, bahkan pimpinan perusahaan. Jangan mau kalah dengan rekan-rekan kami yang tak sedikit yang sudah berumur ini.

Senin, 09 November 2009

TANDA-TANDA ORANG YANG BERPOTENSI MENDUDUKI JABATAN PUNCAK

Mortimer R. Feinberg, Ph.D.

Pemimpin-pemimpin perusahaan yang terbaik, yaitu orang-orang berkedudukan tinggi, ialah orang yang mempunyai sifat sebagai orang yang mempunyai motivasi dan dorongan-dorongan yang kuat, yaitu orang yang dapat bekerja dengan keras, dan yang dapat melakukan beberapa pekerjaan yang berlainan secara sekaligus - walaupun tidak selamanya pekerjaan itu dilakukan dengan baik. Pendeknya, mereka selalu dinamis dan bersemangat. Napoleon dapat melakukan tujuh macam pekerjaan sekaligus.

Saya belum pernah melihat seorang eksekuif top yang bersifat pasif, suka termenung, dan sering sakit-sakitan, serta ragu-ragu. Menurut saya, Hamlet, dalam cerita tulisan Shakespeare, adalah orang yang selalu bimbang, tidak akan pernah menjadi pemimpin atau eksekutif yang baik. Memang banyak orang yang berkepribadian seperti Hamlet, tetapi mereka tak akan pernah menempati kedudukan penting.

Berikut ini adalah tanda-tanda orang yang mempunyai potensi untuk menduduki jabatan dan tanggung jawab yang penting.

1--Dedikasi.

Mereka mempunyai semangat pengabdian seluruhnya. Mungkin pada suatu waktu, anda memintanya untuk melaksanakan suatu tugas, misal, pergi ke luar kota yang jauh. Dia tidak akan menolak tugas itu, kecuali dengan alasan yang kuat, seperti karena istri atau anaknya sakit. Alasan-alasan atau dalih untuk melaksanakan tugasnya akan sangat kecil sekali. Sebagian besar waktu dan tenanagnya, dicurahkannya untuk memajukan perusahaan atau organisasi dimana dia bekerja.

2--Kompetitif.

Eksekutif yang baik tak akan membiarkan dirinya kalah. Mereka selalu mengevaluasi dan menilai dirinya sendiri untuk persaingan itu, dan akan berjuang untuk melakukan yang lebih baik dalam setiap kesempatan yang ada. Mereka akan selalu mengubah taktik dan usaha untuk mencapai hal yang lebih baik. Seorang eksekutif, yaitu seorang "self-made man" menceritakan kepada saya waktu dia sedang mulai berjuang untuk naik: "Di sini saya seperti berada di antara kaki-kaki gajah saja, dan saya hanyalah seekor tikus. Dengan mudah mereka akan membunuh saya. Dengan suatu insiden atau kebetulan saja, saya akan celaka." Lalu saya bertanya padanya, "Lantas apa yang akan
anda lakukan untuk menghindari akibat buruk seperti yang anda takutkan?"
Jawabnya, "Saya akan berusaha menjadi gajah juga."

3--Kejujuran.

Jujurkan ia terhadap dirinya sendiri? Ibarat: apakah ia mengenakan pakaian mahal, namun pakaian dalamnya bolong dan kotor? Apakah ia sadar akan kelemahan-kelemahannya sendiri? Sampai dimana kejujurannya dengan anda? Apakah apa yang dikatakannya sesuai dengan apa yang dilakukannya? Apakah cita-cita yang diangankannya sangat jauh dari kenyataan atau telah berada di depan mata untuk dicapainya? Jika dia menjawab, "Memang pekerjaan saya waktu itu tidak begitu baik, namun yang akan datang saya akan bekerja dengan lebih baik," maka itu adalah pertanda bahwa dia jujur terhadap dirinya sendiri.

4--Realistis.

Kakinya berpijak di muka bumi. Dia tidak berangan-angan atau bermimpi untuk menjadi besar. Kalau dia hanya melihat yang besar-besar dan mengabaikan bagian-bagian yang lebih kecil, maka dia akan menghadapi kesukaran. Dia sangat teliti dan bersungguh-sungguh dalam melakukan langkah-langkah kecil meski keuntungan yang diperolehnya pun kecil.

5--Dewasa.

Dia sadar dan mengetahui, bahwa masa depannya sendiri akan sangat tergantung dan bertalian dengan apa yang terjadi terhadap orang lain. Dia sanggup menghentikan seseorang, orang yang tidak ada atau sedikit sekali memberikan sumbangan pada perusahaan. Dia menghormati perbedaan-perbedaan fikiran dan pendapat orang. Dia tidak akan mencampuradukkan politik ke dalam kantor dan perusahaan. Dia menolak untuk hanya memperalat atau memanipulasi orang. Dia sabar dan, bila perasaannya terluka dia segera tenang dan pulih kembali.

Akhirnya seseorang yang mempunyai potensi yang baik untuk menjadi pemimpin perusahaan adalah orang yang dapat menangani berbagai ragam persoalan yang mendesak. Seorang presiden dari perusahaan di New York menjelaskan hal ini dengan mengatakan, "Setiap orang bisa melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik, apabila anda memberikannya hanya satu tugas tertentu dengan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas itu. Tetapi, bila seseorang itu tidak mau memberikan perhatian atau usahanya terhadap sesuatu yang lain, sampai sesuatu masalah atau tugas-tugas yang kecil belum mendapat pemecahan atau penyelesaian - meski sesuatu itu sangat mendesak sekali - maka sikap itu selalu akan menggusarkan hati. Jenis orang seperti ini takkan pernah
mengetahui kalau api sedang berkobar di kamar sebelahnya, kecuali kalau
perusahaan itu seluruhnya sudah terbakar habis."

(Mortimer R. Feinberg, Ph.D., The Effective Psychology for Manager)

Selasa, 03 November 2009

TIPS BERSIKAP DI TEMPAT KERJA BARU

Apakah anda baru pindah kerja dan memulai karier di tempat baru? Jangan biarkan hari pertama anda berlalu meninggalkan kesan yang kurang baik. Segera mulai hari pertama anda dengan sikap kerja yang tepat dan profesional. Start yang baik adalah modal untuk melangkah lebih jauh lagi. Ada baiknya anda mengikuti tips berikut ini.

1--Bila mungkin, mulailah pada pertengahan minggu.

Ini adalah saran yang diberikan oleh mereka yang telah berpengalaman. Bila anda boleh menentukan kapan mulai bekerja, pilihlah hari Rabu atau Kamis. Hari Senin sepertinya baik untuk memulai, namun biasanya para karyawan cukup disibukkan oleh pekerjaannya masing-masing. Ini bisa membuat anda merasa tak nyaman atau diacuhkan.

2--Datanglah lebih awal.

Dapatkan kesan baik dengan datang lebih awal. Gunakan beberapa menit tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Anda takkan mendapatkan simpati bila anda datang terlambat.

3--Kenakan busana yang pantas dan sesuai dengan kebiasaan di tempat baru.

Anda sebaiknya mencari tahu bagaimana kebiasaan berbusana di tempat baru sebelum anda mulai bekerja. Sesuaikan busana anda dengan kebiasaan di tempat baru. Paling aman, anda mengenakan busana konservatif namun cukup nyaman dipakai. Hindari mengenakan busana dan perhiasan yang mencolok.

4--Bersikaplah ramah, hangat, dan terbuka saat berkenalan.

Saat berkenalan dengan rekan-rekan baru anda, bersikaplah ramah. Jabat tangan dengan hangat. Berikan senyum tulus dan tatapan mata yang memohon penerimaan anda. Jangan ragu untuk membungkukan badan anda sedikit sebagai tanda kerendahan hati anda. Sebut nama anda secara jelas, dan sampaikan rasa terima kasih anda bisa bergabung di perusahaan ini sekaligus minta bantuan agar anda bisa menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Lakukan itu secara wajar dan tidak berlebihan.

5--Kenali orang-orang dan jabatannya, serta kebiasaan-kebiasaan di sana.

Segera kenali orang-orang. Hapalkan baik-baik nama dan jabatan mereka.
Pelajari dengan cepat bagaimana karakter setiap orang. Bergaullah dengan baik sesuai dengan kedudukan dan karakter masing-masing orang di sana. Pelajari pula kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di tempat baru. Segeralah menyesuaikan diri dengan kebiasaan di sana. Jangan biarkan anda menjadi canggung.

6--Bertanyalah.

Tanyakan pada atasan apa-apa yang semestinya anda kerjakan. Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh rekan kerja anda. Lalu ikuti petunjuk mereka. Jangan menduga-duga hasil kerja yang diharapkan. Bertanyalah hingga anda jelas benar apa yang harus anda lakukan.

7--Jangan sok tahu

Hindari memberikan komentar yang tak perlu, baik itu mengenai orang-orang dan pekerjaan. Bila anda melihat ada yang kurang beres dalam pekerjaan di sana, simpan saja tenaga anda dan keluarkan jurus pada waktunya yang tepat.

8--Bekerjalah dengan baik.

Sikap terbaik adalah bekerjalah dengan baik. Jangan tergoda oleh kelonggaran-kelonggaran yang mungkin ditawarkan oleh rekan anda. Mereka yang telah lama kerja di sana mungkin merasa boleh melonggarkan aturan, namun itu tidak berlaku bagi pegawai baru. Jangan pula merasa dalam masa percobaan anda boleh melakukan kekeliruan-kekeliruan. Bersikaplah profesional dan lakukan yang terbaik.

Rabu, 21 Oktober 2009

MENJADI PEMIMPIN POSITIF

Mike Pegg

Ada sepuluh langkah yang mendorong orang bisa saling bekerja sama dengan baik. Yaitu; bila mereka memiliki pemimpin yang positif; mereka memiliki anggota tim yang positif; mereka membangun budaya yang positif; mereka menetapkan tujuan yang positif; mereka memperoleh komitmen yang positif untuk mencapai tujuan; mereka memiliki pelaksana yang positif; mereka
melakukan pekerjaan yang positif; mereka membangun reputasi yang positif;
mereka memperoleh hasil yang positif; dan mereka terus membangun tim yang positif dan berhasil.

1--Anda dapat membangun kepemimpinan tim yang positif.

Mulailah dengan membangun suatu tim yanng unggul di tingkat puncak. Mengapa?
Karena sekarang ini tidak seorang pun memenuhi syarat untuk menjadi seorang pemimpin di dunia. Hanya ada sedikit pemimpin yang sempurna. Tim puncak membutuhkan orang-orang berikut ini:

Seorang visioner, yang mampu melihat apa yang dapat dicapai serta merumuskan visi dengan jelas.

Seorang manajer manusia, yang mampu membangkit keberanian, mempersatukan, dan memotivasi. Ia menjelaskan pesan-pesan tim puncak sekaligus mendengarkan suara bawahan.

Seorang pelaksana, yang mampu mewujudkan visi yang bagus menjadi tindakan nyata dan meraih hasil positif. Seorang visioner mengerti apa yang harus dikerjakan, sedangkan seorang pelaksana mengerti cara mengerjakannya.

Seorang manajer keuangan, yang mampu menjaga agar semua orang berpijak pada kenyataan dan mendorong orang lain agar membelanjakan uangnya secara bijak.

Seorang komunikator, yang mampu berhubungan dengan orang di dalam dan di luar organisasi. Mereka berusaha memelihara reputasi organisasi sehingga organisasi tersebut menarik bagi orang-orang yang berbakat.

2--Anda dapat memiliki anggota tim yang positif.

Keberhasilan pemimpin tergantung pada bawahannya. Para pemimpin harus menarik, mengembangkan dan mempertahankan bawahan yang baik. Ada tiga kriteria anggota tim yang anda butuhkan: mereka harus positif, profesional, dan berhasil.

3--Anda dapat membangun budaya yang positif.

Pemimpin harus memastikan bahwa budaya mereka memiliki nilai dan visi yang tepat, yang dapat mendorong orang untuk bergairah dan mencapai hasil nyata. Budaya yang sehat mendorong orang untuk berani berusaha dan meraih keunggulan.

4--Anda dapat menetapkan tujuan yang positif.

Pemimpin harus memastikan bahwa tim mereka berjalan menuju tujuan yang tepat. Mereka harus mulai melihat dari kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan; menentukan sasaran kelompok; lalu menjelaskan rencana tindakan.

5--Anda dapat memperoleh komitmen untuk mencapai tujuan yang positif.

Pemimpin harus meluangkan waktunya mengenal para anggota timnya, menunjukkan pada mereka apa yang sedang terjadi di dunia, meminta keterlibatan mereka dalam proses organisasi sehingga tumbuh rasa turut memiliki. Pemimpin harus memberi kesempatan pada anggota timnya untuk mendiskusikan gagasan-gagasannya, terlibat dalam menyusun strategi dan meraih keberhasilan nyata.

6--Anda dapat memiliki para pelaksana yang positif.

Kualitas suatu organisasi seringkali tergantung pada kualitas dari pelaksananya. Mereka adalah pengubah visi menjadi kenyataan. Pemimpin memerlukan orang-orang yang mempunyai kredibilitas di lapangan yang bisa membuahkan hasil yang nyata. Tim puncak hanya bisa mencapai keberhasilan jika pelaksananya baik.

7--Anda dapat meyakinkan orang untuk melakukan pekerjaan yang positif.

Tidak cukup bagi pemimpin untuk menyusun strategi yang tepat, pemimpin harus mendorong staffnya agar mempunyai keinginan memperoleh hasil kerja yang hebat. Salah satunya dengan memperkenalkan program kualitas. Sampaikan pesan anda dengan jelas, berikan teladan, dan peliharalah kredibilitas anda. Mulailah dengan perbaikan manajemen manusia, ketahuilah apa pengetahuan, bakat, dan gagasan mereka agar bisa dimanfaatkan bagi kepentingan perusahaan. Masukkan usulan staff anda dalam pekerjaan tim anda. Yakinkan bahwa apa yang merekan lakukan adalah sesuatu yang akan berhasil.

8--Anda dapat membangun reputasi yang positif.

Raihlah reputasi positif perusahaan dengan memperhatikan karyawan, produk, profit, dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Pemimpin yang hanya memperhatikan karyawan, produk, dan profit akan sangat memberikan keuntungan bagi perusahaan, namun agar menjadi perusahaan yang baik, pemimpin harus memperhatikan nilai dari tanggung jawab yang ditunjukkan pada masyarakat dan lingkungan sekitar. Perusahaan yang berkenan memberikan sponsor pada berbagai kegiatan masyarakat dapat menciptakan
kemauan baik dan memperbaiki keadaan organisasi.

9--Anda dapat memperoleh hasil yang positif.

Hasil yang baik diperoleh bisa pemimpin berkenan melakukan pendelegasian tanpa melepaskan tanggung jawabnya. Tugas pemimpin adalah mendidik bawahannya agar dapat memanfaatkan pendelegasian itu dengan baik. Pemimpin yang baik harus bisa memastikan orang-orangnya untuk memfokuskan diri pada hubungan yang tepat, membuahkan hasil serta menjamin kelangsungan usaha.

10--Anda dapat melanjutkan membangun tim yang positif.

Anda boleh memilih untuk berkembang atau mati. Pemimpin yang baik menyadari bahwa tidak ada yang lebih berbahaya dan menipu selain keberhasilan yang diraih kemarin. Tim yang unggul selalu menghadapi tantangan bila ingin maju. Untuk itu pemimpin harus melakukan investasi dalam riset dan pengembangan serta mendidik orang-orang untuk melihat berbagai kecenderungan di dunia. Mereka juga harus menunjukkan berbagai keuntungan akibat adanya perubahan. Perubahan sikap dan pola pikir seringkali lebih penting ketimbang perubahan
tehnis. Orang yang bisa menerima alasan untuk berubah lebih dapat menanggapi perubahan secara tepat. Mereka pun akan menggunakan teknologi yang tepat dan memberikan hasil yang tepat pula.

(Mike Pegg, Positive Leadership)

Senin, 12 Oktober 2009

KATA BOS, SAYA INI PEMBOSAN

Tanya: Dalam pembicaraan terakhir dengan atasan, beliau mengkritik saya yang pembosan dan senang mencoba berbagai hal baru untuk memperoleh tantangan. Katanya, orang dengan banyak bakat tidak akan menjadi apa-apa pada suatu hari kelak. Ia menyarankan saya memperdalam satu bidang yang nantinya menjadi spesifikasi. Bagaimana menurut editor? Terima kasih. (R)

Jawab: Saran agar anda memperdalam suatu bidang tertentu yang menjadi spesialisasi anda ada benarnya juga. Ini membuat anda menjadi efektif dan lebih produktif dalam bekerja, serta memudahkan perusahaan untuk menempatkan anda. Menurut kami, saran atasan anda ditujukan demi kebaikan karier sekaligus memenuhi tujuan perusahaan. Coba perdalam apa yang sedang anda minati sekarang ini. Kerjakan dengan baik, bahkan yang terbaik bila perlu.

Mungkin anda berdalih, bagaimana kita bisa mengetahui bidang yang benar-benar menjadi minat dan pilihan spesialisasi kita bila tidak mencoba berbagai macam hal yang menarik. Dalih ini bisa diterima selama anda mengakui anda sedang dalam proses pencarian bidang yang benar-benar anda minati. Tugas anda adalah memahami mana-mana kegiatan yang didorong oleh proses pencarian itu, dan mana kegiatan yang diperlukan demi penyelesaian tugas-tugas kerja. Dua hal ini tentu tidak selalu bisa berjalan beriringan. Karena kita sedang berbicara mengenai aspek pekerjaan, maka semestinya anda mendahulukan kepentingan perusahaan, kemudian berasyik-asyik dalam pencarian
anda itu. Dengan demikian, atasan anda lega karena tujuannya tetap terpenuhi sehingga beliau tidak keberatan menyediakan waktu bagi anda untuk melakukan ini dan itu yang menantang.

Mari kita bicarakan sedikit mengenai anda yang katanya "pembosan" itu. Apakah menurut anda sendiri, anda adalah seorang yang pembosan? Orang lain menganggap anda pembosan karena melihat anda cepat sekali berpindah dari satu bidang ke bidang lain. Padahal mungkin anda menganggap diri anda sedang merangkai-rangkai "puzzle" yang berserakan untuk satu tujuan yang besar. Ambil contoh: kami mempunyai minat besar untuk mengajak rekan-rekan sekerja untuk sama-sama membangun perusahaan dan karier yang baik. Dalam perjalanannya, kami harus mempelajari banyak hal yang mungkin sama sekali tak menyentuh aspek tersebut, misal, tehnologi internet, desain newsletter,
penulisan artikel, dan lain sebagainya. Karena semuanya terkait dengan satu tujuan besar, maka dengan senang hati kami melakukannya. Jadi, coba cari tahu dalam diri anda sendiri, apa yang sebenarnya menjadi tujuan besar anda itu. Temukan "gambar" besar itu dan satukan "puzzle-puzzle" yang berserakan. Tunjukkan pada atasan "gambar" besar yang ingin anda satukan itu. Bila ini dipahami oleh atasan, mungkin sekali beliau akan mengarahkan dan memberikan jalan yang lebih besar untuk anda.

Selain itu, coba amati apakah ada hal lain yang menyebabkan anda mudah berpindah-pindah dari satu bidang ke bidang lain. Misal, kurangnya ketrampilan, tidak memadainya fasilitas, waktu yang tak cukup, dan lain sebagainya. Bila anda tidak mampu mengatasi tantangan karena tidak cukup ketrampilan, anda cenderung untuk meninggalkannya. Coba tingkatkan ketrampilan tehnis anda (dengan konsekuensi, anda berpindah ke bidang baru.) Minta bantuan dan dukungan dari atasan anda.

Menurut kami, bila kita membicarakan sesuatu yang tehnis dan mempertimbangkan aspek nilai waktu, kita cenderung untuk harus menjadi seseorang yang spesialis. Misal, anda harus memilih untuk menjadi tehnisi komputer yang baik atau akuntan yang baik pada satu waktu tertentu. Tidak mudah untuk menjadi tehnisi komputer dan akuntan yang handal dalam waktu yang bersamaan. Ini sesuai dengan tuntutan agar anda menjadi efektif dan produktif. Namun jika kita berbicara mengenai aspek "judgment" atau
kebijakan, maka tidak ada aspek-aspek spesialisasi di dalamnya. Dalam hal ini kita harusnya menjadi seseorang yang "generalis". Misal: memuaskan pelanggan adalah hal yang harus dipegang oleh semua orang, baik tehnisi komputer atau akuntan. Selamat bekerja.

Senin, 05 Oktober 2009

BELAJAR MEMIMPIN

Collin Powell dan Joseph E. Persico

Pada awal karirku di AD Amerika Serikat, aku ditugaskan di Fort Benning, Georgia, dan menjalani Latihan Lanjutan Penerbangan selama satu bulan. Suatu malam, kami harus terjun payung dari sebuah helicopter, sesudah berjalan seharian penuh. Saat itu kami telah kecapaian. Aku adalah perwira senior yang turut di pesawat tersebut. Dalam kebisingan suara mesin heli, aku memerintahkan kepada setiap orang untuk memeriksa ulang tali statis - kabel yang dikaitkan pada lantai, yang akan membuka parasut pada saat kami terjun.

Seperti nenek-nenek cerewet, aku berjalan diantara prajurit-prajurit yang berhimpitan, memeriksa langsung setiap tali. Yang mengejutkan, ada sebuah kait yang longgar. Aku menunjukkan tali yang longgar itu pada wajah orang tersebut. Dia terkejut. Salah-salah dia akan terjun dan jatuh seperti sebuah batu. Dia mengucapkan terima kasih. Pelajaran tersebut jelas. Saat-saat stress, ketidakpastian dan kelelahan adalah saat-saat dimana kesalahan-kesalahan terjadi. Ketika semua dalam keadaan surut, pimpinan harus hati-hati dua kali lipat. "SELALU MEMERIKSA HAL-HAL KECIL" menjadi salah satu peraturanku.

MEMBUAT KEPUTUSAN YANG SULIT

Pada tahun terakhirku di New York City College, aku diangkat menjadi pimpinan kelompok Pershing Rifles, bagian dari kelompok mahasiswa Reserve Officers' Traning Corps. Tahun sebelumnya, team latihan kami telah memenangkan kejuaran biasa dan kejuaraan trick pada kompetisi regional. Aku telah memimpin team latihan saat itu, jadi aku mengambil team biasa dan menugaskan John rekanku untuk memimpin team trick.

Dari awal, aku telah merasa bahwa team trick kehilangan kekuatannya. John, biasanya seorang pemimpin yang baik, menyurut karena masalah pribadinya. Anggota team mengeluh bahwa pikiran John tidak pada pekerjaannya. Aku ingin menugaskan rekan lain untuk team tersebut, tetapi John terus menerus mengatakan "Aku dapat melakukannya". Sayangnya John gagal. Team biasa kami menang tahun itu, tetapi kami kalah pada kompetisi trick. Aku marah, terutama pada diriku sendiri. Aku telah mengecewakan team dan John juga, dengan membiarkannya terus berjalan dengan dasar yang belum siap.

Hari itu, aku belajar bahwa SEBAGAI PEMEGANG WEWENANG, BERTUGAS MEMBUAT KEPUTUSAN, TIDAK MASALAH BETAPAPUN SULITNYA. JIKA ADA YANG SALAH, PERBAIKI.
Seorang pimpinan tidak dapat membuat pengorbanan besar dalam situasi yang buruk hanya karena demi perasaan seseorang.

JANGAN MENGHUKUM SETIAP KESALAHAN

Dalam salah satu tugas pertamaku, sebagai Perwira Muda Infantry, aku dikirim ke Infantry ke 48 dekat Frankfurt, Jerman. Saat itu, senjata utama kami adalah Meriam Atom 280 mm. Dikawal oleh regu-regu infantry, meriam-meriam tersebut terus menerus dipindah-pindahkan disekeliling hutan diatas truk, sehingga pihak Soviet sulit mengetahui posisi dari meriam tadi. Suatu hari Kapten Tom Miller menugaskan reguku untuk mengawal sebuah meriam tersebut.
Aku mempersiapkan anak buahku, dan mengendarai jeep-ku. Aku belum jauh ketika kusadari pistol 45ku hilang. Aku terkejut. Di AD, kehilangan senjata adalah masalah serius. Aku tidak punya pilihan lain kecuali menghubungi Kapten Miller di radio dan memberitahukan kehilangan tersebut.

"Apa ?!?" katanya tidak percaya. Dia berhenti sejenak, kemudian menambahkan "Baiklah, teruskan misimu".

Ketika aku kembali, bimbang menghadapi keputusan untukku, Kapten Miller memanggilku. "Aku punya sesuatu untukmu", katanya memberikan pistolku. "Beberapa anak di desa menemukannya pada saat terjatuh dari kantung pistolmu".

"Anak-anak menemukannya ?" Aku merasa terkejut sekali.

"Yeah", katanya, "Untungnya mereka hanya menembakkan satu peluru sebelum kami mendengar suara tembakan dan mengambil pistol itu". Kemungkinan bahaya yang ditimbulkan membuatku lemas. "Demi Tuhan, Nak, jangan membiarkan hal itu terulang lagi".

Dia menjalankan mobilnya. Aku memeriksa magazen pistolku dan ternyata masih penuh. Pistol tersebut belum ditembakkan sekalipun. Kemudian aku mengetahui bahwa pistol itu terjatuh ditendaku sebelum aku berangkat. Kapten Miller telah mengarang cerita tentang anak-anak desa agar aku khawatir dan berhati-hati sekali. Pada saat sekarang AD mungkin akan melakukan penyidikan, memanggil pengacara, dan kemungkinan besar akan memberikan tanda buruk pada catatanku. Kapten Miller memberiku kesempatan untuk belajar dari kesalahanku.

Contoh yang diberikannya untuk kepemimpinan yang rapi tidak terhilangkan padaku. TAK SEORANGPUN NAIK KEPUNCAK TANPA PERNAH TERGELINCIR. Jika seseoran g melakukan kesalahan, aku merasa tidak perlu menendangnya sebagai hukuman. Falsafahku adalah : Angkat mereka, bersihkan, dan gerakkan kembali.

BUATLAH TEAM-MU MERASA PENTING

Ketika aku menjadi ajudan batalyon dari suatu unit baru, pekerjaanku adalah menangani personel, surat dan "semangat dan kesejahteraan". Komandan-ku adalah Kolonel William C. Abernathy, yang menugaskan pasukan bekerja untuk keras tetapi juga membuat mereka bersemangat tinggi. Suatu hari, kolonel memintaku menyiapkan suatu sistem surat "Selamat Datang Bayi". Setiap prajurit yang istrinya melahirkan, akan menerima surat pribadi dari Komandan Batalyon yang memberi selamat kepada mereka. Surat kedua disampaikan kepada si bayi langsung. Abernathy memintaku agar surat-surat ity dikirimkan pada hari bayi tesebut dilahirkan.

Aku tidak antusias menjalankan tugas tersebut dan berlambat-lambat mempersiapkan sistem tadi. Ketika Abernathy mengetahui hal tersebut, dia menegurku dengan keras. Aku kembali ke kantorku dan mengerjakannya sebaik mungkin. Luar biasa, kami mendapat feedback yang positif. Para prajurit sangat terkesan dengan perhatian dari Abernathy. Para ibu menulis mereka merasa sangat dihargai dianggap sebagai bagian dari kehidupan AD suami-suami mereka.

Sebuah pelajaran baru didapat dan dicatat. CARILAH CARA UNTUK TURUN KE BAWAH DAN MENYENTUH SETIAP ORANG PADA SUATU UNIT. BUAT MEREKA MERASA PENTING DAN MENJADI BAGIAN DARI SESUATU YANG LEBIH BESAR DARI DIRI MEREKA.

JANGAN PERNAH MENGECILKAN ANTUSIASME

Saat itu Pk.01.00 suatu pagi yang dingin di bulan April. Aku adalah Letnan Kolonel yang membawahi suatu batalyon dalam suatu latihan di Korea. Selama seminggu, kami tidur disiang hari dan latihan di malam hari. Latihan berakhir. Para prajurit menunggu diangkut oleh truk kembali ke camp. Aku menerima berita bahwa Divisi kekurangan BBM untuk mengangkut batalyon kembali sejauh 20 mil ke camp. Kami harus berjalan kaki. Para prajurit dengan kesusahan berdiri dan mulai berjalan, terlalu capai untuk mengeluh. Kami sedang melalui suatu desa Korea, ketika Kapten Harry "Skip" Mohr melambat untuk berbicara padaku. "Hanya tinggal 12 mil lebih sedikit",
katanya bersemangat. "Jika kita berjalan cepat, kita dapat menyelesaikannya dalam 3 jam, dan kemudian meminta kualifikasi untuk E.I.B. (Expert Infantryman Badge (Badge / Tanda Infantry Ahli)"

Mohr mengetahui aku sedang mencoba memasukkan sebanyak mungkin prajurit untuk mendapatkan EIB, yang biasanya didapat oleh kurang dari satu diantara lima orang infantry. Kami telah memenuhi persyaratan latihan fisik, di samping pembacaan peta, navigasi dan test lainnya. Rintangan yang tersisa hanya pendakian 12 mil dalam 3 jam. Aku melihat medan yang turun naik.

"Skip, kamu bercanda" kataku padanya. "Pak, medan relatif datar hingga 2 mil terakhir. Saya mengetahui orang-orang kita. Mereka dapat melakukannya".

Perintah untuk berjalan sesuai irama terdengar di sana sini. Dalam dua jam kemudian, parka terbuka, keringat mengucuri wajah pada malam yang beku, dan gerakan dan bunyi nafas dari ratusan orang terdengar seperti angin. Kami menghadapi satu bukit curam terakhir sebelum masuk ke camp. Aku tidak mengetahui bagaimana orang-orang tersebut akan melakukannya.

Kemudian disebelah depan atas, aku mendengar suara-suara orang menghitung irama, hingga bukit seakan bernyanyi nyanyian batalyon. Ketika kami melalui gerbang memasuki camp, Komandan Jenderal keluar dari ruangannya mengenakan baju mandinya, keheranan ketika 700 orang lewat dihadapannya. Lebih banyak prajurit yang memenuhi kualifiaski EIB dari batalyon kami diantara 3 batalyon yang berdekatan. Dan pemandangan dari prajurit yang kelelahan yang kemudian meleburkan diri menjadi suatu kesatuan yang bersemangat adalah sebuah kenangan yang berharga dalam hidupku.

Selama bertahun-tahun dilapangan, aku mempelajari bagaimana prajurit AS bergerak. Mereka akan menggerutu jika diberi beban berat. Mereka akan besumpah lebih merasa senang berada ditempat lain. Tetapi pada sore hari, mereka akan bertanya dengan bangga "Baikkah apa yang telah kami lakukan?" Mereka menghormati PIMPINAN YANG MEMBERI MEREKA STANDAR YANG TINGGI DAN MEMBAWA MEREKA HINGGA BATAS KEMAMPUAN - selama mereka meilihat adanya tujuan yang berharga bagi mereka.

(Collin Powell dan Joseph E. Persico, Learning To Lead. Reader's Digest, August 1996. Diringkas dari "My American Journey", Collin Powell, Diterbitkan oleh Random House Inc. New York. Artikel ini dikirim oleh rekan: Ruben Kusnadi. Thanks a lot)

Senin, 28 September 2009

MEMBANGKITKAN YANG TERBAIK DARI KARYAWAN

Semua karyawan adalah karyawan terbaik bila mereka mampu dan mau mengerahkan upaya terbaiknya. Mendapatkan karyawan ideal tidaklah mudah. Adalah tugas kita adalah mendorong agar setiap karyawan memberikan yang terbaik. Ini dilakukan melalui tindakan-tindakan mempengaruhi, memotivasi, memimpin dan memberikan perhatian. Michael Angier, salah seorang pakar tips, pendiri dan presiden Success Networks International, mengajukan sarannya yang diringkas sebagai berikut:

1--Tunjukkan kepercayaan anda.

Kepercayaan itu sangat berharga. Karyawan akan mengerahkan yang terbaik bila mereka merasa dipercaya.

2--Doronglah keberanian mereka.

Katakan dengan tulus, bahwa mereka pasti bisa melakukannya. Ini akan menumbuhkan keberanian mereka

3--Harapkan lebih banyak.

Anda semestinya bersikap realistis. Namun, orang selalu terdorong untuk meraih sesuatu yang tinggi.

4--Katakan yang sebenarnya.

Bersikaplah terbuka. Mengutarakan hal yang sebenarnya menarik simpati dan kepercayaan yang lebih besar dari karyawan pada anda.

5--Jadilah panutan.

Salah satu cara terbaik mempengaruhi orang lain adalah dengan menjadi panutan. Dimana-mana tindakan lebih dihargai daripada sekedar ucapan. Bila kita menunjukkan yang terbaik, karyawan akan menirunya.

6--Berbagilah pengalaman.

Ceritakan bahwa kita pun pernah mengalami kegagalan dan melewati masa-masa sulit. Ini akan melahirkan empati dan menciptakan hubungan yang hangat antara anda dan karyawan.

7--Tantanglah team anda.

Tantangan akan mengingatkan mereka agar selalu menjadi yang terbaik. Dan hanya dengan memberikan tantangan, seseorang akan menunjukkan kemampuannya.

8--Ajukan pertanyaan yang tepat.

Pemimpin yang baik tidak memberikan jawaban namun mengajukan pertanyaan yang tepat.

9--Pergokilah saat mereka melakukan sesuatu yang baik.

Temukan saat dimana mereka melakukan keberhasilan. Katakan bahwa mereka berhasil melakukannya. Rayakanlah keberhasilan. Jangan mencari-cari kesalahan.

10--Luangkan waktu bersama mereka.

Investasikan waktu anda dengan menjalin hubungan bersama. Melakukan hal bersama-sama selalu memberikan motivasi yang tinggi bagi karyawan.

Senin, 31 Agustus 2009

MASALAH, AKSI, DAN KESIMPULAN

Tak ada topik pembicaraan mengenai perusahaan yang serumit, seluas, dan sedinamis tanggung jawab perusahaan. Tetapi, pembahasan mengenainya jarang dapat mengulas semua masalah atau memuaskan semua kebutuhan. Yang paling dasar untuk dipahami adalah bahwa topik ini semestinya merupakan satu kesatuan dari berbagai masalah, mulai dari etika bisnis, penghargaan terhadap lingkungan (baik alami maupun buatan), serta tindakan-tindakan yang disepakati oleh pebisnis untuk mengatasi berbagai masalah bisnis dan kerugian. Hal ini disebabkan karena industri mempunyai ikatan hubungan ekonomi dengan masyarakat. Hubungan ini juga meliputi bidang-bidang non
komersial. Tujuannya adalah agar memungkinkan industri memenuhi fungsi ekonominya dalam bentuk yang paling efektif. Fungsi ekonomi ini tak dapat dipisahkan dari fungsi-fungsi lain. Seperti fungsi pertahanan dan pemeliharaan yang memungkinkan perusahaan melaksanakan urusan-urusan yang berlatar belakang keamanan dan ketentraman hati. Fungsi pendidikan dan pengembangan dijalankan untuk mempertahankan nilai-nilai, mengembangkan ketrampilan, dan menyusun standar yang diharapkan dibangun oleh industri dan menghasilkan kesejahteraan. Fungsi pengarahan dilaksanakan untuk membuat legitimasi beberapa tingkah laku dan mendefinisikan peraturan di mana bidang komersial mengejar keuntungan.

Bagian lain dari buku ini membicarakan mengenai gagasan yang dapat diberikan oleh perusahaan, berupa ketrampilan, pengetahuan, dan kemampuan untuk mengambil tindakan dalam mengatasi masalah. Tindakan ini dapat menghasilkan perolehan bagi perusahaan dan keuntungan bagi masyarakat yang lebih luas.
Perbedaan antara pengusaha dan birokrat terletak pada konstruksi rantai antara analisa, dianogsa, dan tindakan. Sedangkan yang membedakan antara pengusaha yang bertanggung jawab adalah kemampuannya menyusun rencana jangka panjang dan menangani tekanan langsung dari persoalan-persoalan. Ketrampilan ini merupakan warisan untuk membentuk perusahaan yang bertanggung jawab bagi masa depan anak-anak dan masyarakat kita.

MENGELOLA FUNGSI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN

Tanggung jawab baru membutuhkan ketrampilan lama dan ketrampilan baru.
Pendidikan, pelatihan, dan manajemen pengembangan menjadi jantung manajemen yang efektif. Kontribusi pandangan dari para pemimpin perusahaan terkemuka memberikan dorongan untuk meningkatkan kemampuan di kalangan manajer spesialis, rasa kepemilikan dari manajer garis depan, dan kesadaran baru para pengikut terhadap manajemen. Dampak jangka panjang dari pelajaran etika bisnis, kesadaran lingkungan, dan pengarahan perusahaan menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Yang jelas dalam menjalankan fungsi tanggung jawab ini diperlukan dukungan manajemen puncak. Ini menunjukkan adanya manajemen internal di dalam fungsi tanggung jawab perusahaan. Selain itu, ini juga menunjukkan adanya hubungan antara harga perusahaan maupun pribadi dengan kinerja perusahaan dan pribadi.

DIMENSI INTERNASIONAL

Banyak masalah yang meminta para industriawan melihatnya secara langsung di lingkungan mereka. Namun demikian, internasionalisme telah bergerak ke pusat agenda tanggung jawab perusahaan. Ini mencerminkan sifat-sifat global dari beberapa industri. Perspektif internasional yang diterapkan perusahaan terhadap pengembangan bisnis semakin penting dalam melaksanakan tanggung jawab perusahaan.

MASA DEPAN

Tantangan dalam menanggapi kebutuhan lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab yang luas. Kini eksekutif, perusahaan, dan pembuat kebijakan bekerja dalam dunia yang semakin bisa dijangkau oleh orang, uang, produk, dan jasa.
Akses dan pemahaman tidak selalu berjalan berdampingan. Nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang dapat diterima berubah setiap waktu dan berbeda dalam budaya yang satu dengan budaya lain. Kebutuhan untuk mengadaptasi sikap berdasarkan aturan moral yang umum tidaklah berubah. Ikatan antara manajer, perusahaan, dan masyarakat merupakan pengakuan bahwa tidak ada kantor atau posisi yang kebal dari tanggung jawab. Banyak pemimpin perusahaan menyadari bahwa posisi moral yang aman dan kinerja serta kualitas perusahaan dapat berjalan bersama-sama.

PENUTUP

Buku ini mendefinisikan, menggambarkan, dan meninjau kembali bidang tanggung jawab perusahaan. Kesuksesan perusahaan dapat dicapai bila perusahaan:

1--mengetahui tanggung jawab sosial, ekonomi, etika, dan moral.

2--mempertimbangkan tuntutan-tuntutan hukum dan peraturan-peraturan.

3--menghormati lingkungan alamiah dan lingkungan buatan.

4--mendukung dan mengambil tindakan dalam menangani masalah-masalah dari keadaan yang tidak menguntungan.

5--melaksanakan fungsi ekonominya dengan cara yang paling efektif.

(Tom Cannon, Coporate Responsibility)

Selasa, 25 Agustus 2009

TIPS MENINGKATKAN GAIRAH KERJA

Harus diakui kita memiliki siklus gairah kerja. Saat kita menerima pekerjaan baru yang penuh tantangan, gairah kerja serasa melonjak. Namun, ketika rasa bosan mulai datang, gairah kerja turun perlahan-lahan. Bila hal ini tidak diatasi, maka gairah kerja kita meluncur deras sehingga tanpa sadar kita kehilangannya. Adalah hal yang positif bila kita bisa mengetahui bahwa gairah kerja kita berada di siklus menurun. Anda perlu memompakan semangat baru agar kembali naik, atau setidaknya tidak melorot terus. Berikut, tips untuk memacu gairah kerja yang sedang loyo.

1--Tingkatkan kebugaran tubuh.

Seringkali gairah kerja menurun seiring dengan buruknya kebugaran tubuh.
Berolahragalah. Lebih baik lagi melakukan permainan olahraga bersama rekan-rekan. Istirahatlah yang cukup. Dan perhatikan pola makan anda.
Pastikan anda berangkat ke tempat kerja dalam kondisi bugar dan ceria.

2--Pelajari ketrampilan baru.

Rasa bosan dan tak bergairah biasanya dikarenakan buntunya daya kreativitas anda. Pelajarilah ketrampilan dan pengetahuan baru. Temukan minat-minat yang membuat daya hidup anda terang kembali. Begitu daya hidup anda menyala, kreativitas dan gairah kerja pun muncul.

3--Bergeraklah lebih cepat.

Melangkahlah lebih cepat. Jangan gunakan elevator. Biarkan otot dan tulang seluruh tubuh anda bergerak. Lakukan segala sesuatunya lebih cepat, tangkas dan lincah.

4--Perbarui rasa humor anda.

Carilah kesegaran batin anda dengan humor. Tertawa terbahak-bahak dapat melepaskan ketegangan.

5--Bergaullah dengan orang-orang yang bersemangat tinggi.

Carilah inspirasi dari mereka yang memiliki gairah tinggi. Bila anda berdiri dekat api, anda akan merasakan hangatnya. Jangan biarkan rasa malas anda tumbuh subur. Menjauhlah dari para pengeluh dan pesimis.

6--Ingatlah integritas anda adalah segala-galanya

Anda tentu tak mau dicap sebagai pemalas, loyo dan tak bertenaga. Integritas adalah motivasi internal yang paling ampuh untuk memacu gairah kerja anda. Bila anda mampu menumbuhkan kebutuhan akan integritas pribadi yang tinggi, maka seluruh hal di atas dapat anda atasi dengan mudah.

Kamis, 20 Agustus 2009

LEMBAR 9: MENDENGARKAN

Bila anda pernah naik pesawat terbang pasti tahu ritual ini. Di awal penerbangan, sebelum pesawat lepas landas, seorang pramugari memperagakan bagaimana mengenakan sabuk pengaman, menggunakan pelampung, menarik baterei, menunjukkan dimana pintu darurat, dan seterusnya. Bisa ditebak, hampir sebagian besar penumpang menganggapnya hal biasa. Kecuali mereka yang pertama kali naik pesawat terbang mungkin akan memberikan perhatian penuh pada peragaan itu. Mereka melihat dan mendengarkan baik-baik apa yang disampaikan. Ya, mereka bukan hanya melihat, mereka memperhatikan. Mereka juga bukan sekedar mendengar, mereka mendengarkan. Peragaan itu menarik bukan hanya karena itu adalah pengalaman baru bagi mereka, namun juga
menyangkut keselamatan dan tindakan penyelamatan di kala darurat. Untuk itu,amatlah perlu diperhatikan.

Pertanyaan #1--Menurut anda, apakah perbedaan antara mendengar dan mendengarkan?

Mendengarkan adalah sebuah tindakan menyengajakan diri untuk mendengar.
Akhiran "kan" pada kata tersebut memberikan arti yang sungguh berbeda.
Mendengar suara burung berkicau adalah menangkap gelombang suara melalui daun telinga. Sedangkan mendengarkan suara burung berkicau adalah menyengaja mendengar apa yang melintasi daun telinga oleh sebuah kesadaran diri.

Pertanyaan #2--Seberapa penting mendengarkan itu bagi anda?

Mari kita lanjutkan perjalanan pesawat terbang kita. Di tengah perjalanan, salah sebuah mesin mati karena tersambar petir. Pilot memutuskan untuk mendaratkan pesawat di lapangan udara terdekat. Namun, karena cuaca sangat buruk, penglihatan terbatas, pilot mengandalkan tuntunan yang disampaikan oleh petugas menara. Waktu berjalan sangat cepat, keputusan harus diambil secepat itu pula. Melalui radio, petugas menara memberitahukan apa yang harus dilakukan oleh pilot. Sang pilot pun dengan seksama mendengarkan semua instruksi itu. Tidak ada instruksi yang bisa diulang. Tidak ada instruksi yang diberikan melalui contoh atau peragaan. Semua disampaikan melalui gelombang radio. Satu-satunya yang dipercaya adalah suara petugas menara.
Maka tindakan terbaik bagi sang pilot adalah mendengarkan. Tidak ada kesempatan untuk melihat, bertanya apalagi berdebat. Ia hanya bisa mendengarkan dan mengikuti instruksi tersebut. Di saat seperti itu, keselamatan seluruh penumpang bergantung pada kemampuan sang pilot untuk mendengarkan secara cermat dan tepat instruksi-instruksi yang disampaikan melalui radio.

Pertanyaan #3--Menurut anda, mengapa banyak sekali buku dan tips mengenai manajemen atau hubungan antar manusia yang menganjurkan bagaimana cara mendengarkan dengan baik? Apa yang menghambat kita sehingga tak mampu mendengarkan dengan baik?

Ketrampilan mendengarkan sebenarnya telah diajarkan sejak dini. Selama sekolah sebagian besar pelajaran disampaikan melalui ucapan verbal. Bagi murid, mendengarkan adalah satu-satunya alat terbaik untuk mencerap apa yang disampaikan oleh guru. Beberapa metode ujian dilakukan dengan mendikte soal sehingga yang diuji pada murid bukan hanya kemampuan ingatannya, melainkan juga kemampuan mendengarkan murid tersebut. Mendengarkan adalah sarana utama yang kita gunakan untuk mencerap pengetahuan, kebijakan, dan banyak hal lain. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita memperhatikan dan mengamati betul bagaimana kita bisa mendengarkan dengan sebaik-baiknya. Hambatan terutama mengapa kita terkadang tidak mampu mendengarkan dengan baik adalah karena kita hanya ingin mendengar apa yang ingin kita dengar. Inilah yang
oleh beberapa pakar disebut sebagai saringan persepsi, atau persepsi selektif. Persepsi selektif ini dibentuk oleh nilai, kepribadian, kepentingan, tujuan, kecerdasan kita. Persepsi selektif ini mendorong kita hanya mau mendengarkan apa yang "menguntungkan" atau sesuai dengan keinginan kita. Bayangkan bila seorang wartawan yang dalam pekerjaan sehari-harinya tergantung dari kemampuannya mendengarkan hanya mau mendengar apa yang ingin ia dengar, maka wajarlah bila beritanya penuh dengan opini wartawan tersebut.

Pertanyaan #4--Menurut anda bagaimanakah anda bisa mendengarkan dengan baik?
Bagaimana anda bisa menangkap apa yang disampaikan oleh orang lain sebagaimana adanya?

Di saat mendengarkan kita tidak dapat berbicara. Kata pepatah, anda takkan bisa mendengarkan dengan lidah yang berkata-kata. Mendengarkan setidaknya membutuhkan diam. Diam di sini bukan sekedar tidak berbicara, namun juga memperhatikan dengan baik apa yang muncul dalam benak kita saat mendengarkan. Acapkali yang terjadi adalah di saat mendengarkan kita justru mempersiapkan apa yang akan kita bicarakan segera setelah giliran berbicara kita tiba. Dalam hal ini, kita tak bisa dikatakan sepenuhnya mendengarkan.
Mendengarkan adalah sikap aktif mendengarkan bukan berusaha mendominasi pembicaraan.

Pertanyaan #5--Menurut anda apa tujuan mendengarkan? Apa yang anda dapat dari mendengarkan?

Di saat kita mendengarkan dengan sebenar-benarnya mendengarkan, kita mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Pertama, kita bisa memahami apa yang ingin disampaikan oleh lawan bicara kita. Dengan demikian, lawan bicara kita mendapatkan apa yang ingin ia dapatkana, yaitu perhatian seksama dari kita. Kita bisa melihat dari kacamata lawan bicara dan mengerti lebih baik lagi mengenai persepsi apa yang dimiliki oleh lawan bicara. Kedua, kita bisa mengendalikan diri sendiri lebih baik lagi. Mendengarkan adalah proses kita "mengalahkan" kecenderungan dan persepsi diri sendiri, dan melepaskan sumbat yang memisahkan diri dari realita. Bahkan, mendengarkan adalah langkah awal kita menundukkan ke-ego-an dan mengenal diri sendiri lebih baik lagi.

KEGIATAN ALTERNATIF

Kegiatan alternatif berikut mengajak anda untuk memahami apa yang terjadi dalam diri anda di saat anda menyengaja mendengarkan. Coba anda terapkan dalam banyak keadaan. Misal, di saat menghadapi konflik, menghadiri pelatihan, mendengarkan berita, dan banyak hal lain. Pada awalnya mungkin terasa sulit, karena kita terbiasa menggunakan persepsi kita untuk menilai suatu keadaan. Namun, kunci mendengarkan terletak pada kemampuan kita mengalahkan diri sendiri. Ini hanya sbeuah praktek ringan saja.

1--Niatkan diri anda untuk mendengarkan. Siapkan pendengaran anda untuk mendengarkan. Di langkah awal ini, apakah anda bisa merasakan bahwa mendengarkan adalah tindakan menyengaja yang semestinya dipicu oleh kesadaran diri. Apakah anda juga merasakan bahwa menyengaja mendengarkan berarti mengalahkan kecenderungan diri sendiri yang bisa menghambat proses mendengarkan itu?

2--Dengan siapa pun anda bicara saat ini, anggap saja ada seseorang staff yang mengeluh dan mempunyai konflik dengan staff lain. Dalam hal ini, anda diminta untuk bertindak sebagai cousnelor. Coba praktekkan mendengarkan. Katup bibir anda rapat-rapat dan kelukan lidah. Apakah anda merasakan sebuah kesulitan untuk menahan diri anda dari kecenderungan untuk berbicara dan memberikan komentar? Bila anda merasakan kesulitan itu, maka tetapkan target berapa lama anda mendengarkan dengan seksama. Mulailah dari lima menit, sepuluh menit, dan seterusnya.

3--Di saat anda mendengarkan, apakah anda bisa menangkap apa yang ingin disampaikan oleh lawan bicara anda. Apakah anda bisa menemukan bagaimana persoalan yang sedang dibicarakannya. Lebih lanjut, apakah anda bisa menggambarkan bagaimana kepribadian dari lawan bicara anda? Bila tidak, tak apa. Mendengarkan tidak mengharuskan anda memahami seluruh apa yang ingin disampaikan lawan bicara.

4--Gunakan satu telinga anda untuk mendengarkan lawan bicara. Dan satu telinga yang lain untuk mendengarkan diri anda sendiri. Apakah di saat anda mendengarkan lawan bicara anda berbicara, anda juga mendengarkan diri anda berbicara? Apakah benak anda mengolah memori, nilai-nilai dan persepsi-perseosi? Apakah anda menyusun kalimat-kalimat yang ingin anda bicarakan? Apakah anda merasakan bahwa mendengarkan bukanlah pekerjaan yang mudah dilakuan begitu saja? Atau apakah anda terhanyut dalam apa yang
disampaikan oleh lawan bicara anda.

5--Pada akhir pembicaraan, coba nilai kemampuan mendengarkan anda. Apakah anda memahami bagaimana lawan bicara anda, sekaligus diri anda sendiri?
Apakah anda bisa mengenali setiap gerak emosi dan perasaan yang mengalir saat mendengarkan? Atau apakah anda tetap bisa berdiri tegak di atas kuda-kuda kesadaran diri anda?

Mendengarkan adalah proses yang tak mudah diterapkan. Pertama anda harus mengatasi diri anda sendiri baru kemudian bisa memahami orang lain. Bahkan mungkin seringkali kita harus memahami bagaimana sebenarnya mendengarkan itu.

Rabu, 05 Agustus 2009

KEADILAN DI TEMPAT KERJA

Book Pointer: Corporate Responsibility #11/12
Tom Cannon

Perusahaan menghadapi masalah rumit yang disebabkan oleh sifat dan komposisi pekerja yang ada di perusahaan itu. Ini terkait dengan kesempatan yang diberikan oleh perusahaan kepada masyarakat untuk bekerja di perusahaan tersebut, ternyata berbeda. Hal ini tidak bisa diterima begitu saja, karena fungsi ekonomi perusahaan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat jika semua anggota masyarakat mendapat peluang yang sebanding, atau paling tidak, mengambil keuntunan dari penerapan fungsi tersebut. Namun tanpa disadari tak sedikit perusahaan memasang hambatan dan ketidakberuntungan bagi anggota masyarakat tertentu, seperti wanita, etnis minoritas, dan orang-orang cacat.
Kini perusahaan ditantang tanggung jawabnya untuk mengenyahkan hambatan-hambatan itu dan menempatkan keadilan sebagai agenda bisnis pada dekade mendatang. Dan ini sudah seharusnya dilakukan mulai dari sekarang.

BEBERAPA CONTOH

Setiap tahun ARCO mempunyai kebijakan perusahaan untuk "memeriksa ulang kinerja pemberian kerja secara merata dari sepuluh perusahaannya yang beroperasi". Levi Strauss mempunyai komitmen pada publik untuk "mempekerjakan orang tanpa mempertimbangkan ras, agama, warna kulit, jenis kelamin, usia, bangsa, cacat, atau penampilan". Sedangkan IBM menempatkan pemerataan kesempatan dalam inti nilai perusahaan. Control Data berusaha menolong orang-orang yang terhambat melalui motto mereka, "keuntungan industri adalah dengan memperluas penampungan bagi pekerja trampil". Semua kebijakan ini muncul sebagai akibat munculnya kesadaran sekaligus tekanan dari pembuat peraturan pemerintah, masyarakat, serta perkembangan pemikiran
yang menekankan pada keadilan kesempatan. Selain itu, komitmen individu dari pemimpin perusahaan memainkan peranan yang penting dalam membentuk agenda tersebut.

DISKRIMINASI: SIFAT DAN SKALA MASALAH

Di Inggris ada tiga kelompok yang menghadapi persoalan serius dalam merealisasi potensinya, yaitu wanita, etnis minoritas, dan orang-orang cacat. Pembagian ini tidak mengurangi kesulitan yang di hadapi masyarakat.

Wanita - wanita adalah sebagian terbesar dari kelompok yang menghadapi masalah diskriminasi. Padahal kontribusi wanita terhadap industri dunia terus meningkat. Persoalan yang dihadapi wanita adalah mereka bekerja berlebihan dalam lingkup sempit sektor industri dan hanya bisa meraih kelompok jabatan tertentu saja. Kehidupan pekerjaan mereka berbeda secara mendasar dibanding rekan pria. Wanita lebih sulit mendapatkan pekerjaan setelah berhenti bekerja. Kesempatan mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih buruk lebih besar daripada pria berusia separoh baya. Keselamatan kerjanya kurang. Rata-rata tingkat upah yang diterimanya hanya 70% dari rata-rata tingkat upah pria dengan pekerjaan yang sama. Wanita berada di pasar tenaga
kerja kelas dua. Ini ditandai dengann upah yang rendah, jabatan yang tidak aman, dan kondisi kerja yang jelek. Demikian laporan dari Carter, S. dan Cannon, T, dalam "Women as Entrepreneurs", tahun 1991. Dan pola semacam ini secara umum dapat ditemukan di seluruh Eropa. Pendidikan tidak mengurangi perbedaan ini. Wanita yang berpendidikan lebih tinggi tetap saja lebih buruk ketimbang pria yang kurang pendidikan. Tingkat pengangguran di kalangan wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal lebih banyak dua atau tiga kali lipat daripada pria yang juga berperan sebagai orangtua tungal. Pola ini tidak berubah selama beberapa waktu terakhir. Mereka tetap bekerja dengan bayaran rendah dan ditempatkan pada posisi yang tidak terampil atau semi terampil.

Etnis Minoritas - Kesulitan yang dihadapi etnis minoritas lebih dipersulit dengan adanya variasi lokal dan regional serta perbedaan antar etnis.
Terkonsentrasinya masyarakat minoritas di bagian tertentu dalam suatu kota dan dengan ketrampilan mereka yang rendah, membuat mereka rentan terhadap perubahan ekonomi. Kesempatan mendapat pendidikan, pelatihan, dan pengembangan juga terbatas. Rata-rata pendidikan mereka rendah. Peran serta dalam program pelatihan di dalam dan di luar sangat buruk. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa para bos kurang suka mengirim anggota masyarakat minoritas ke kursus pelatihan di luar; mereka lebih suka mengirim anggota masyarakat mayoritas. Tingatk mendapat pendidikan tinggi juga rendah
dan lebih sedikit lagi yang mengambil program MBA, atau program lain yang setara. Jumlah anggota yang menduduki jabatan manajemen senior atau menengah juga suram.

Orang-orang Cacat - Informasi peluang pengembangan karier penyandang cacat sangat buruk. Selain itu, penyandang cacat juga menunjukkan mendapat hambatan berupa buruknya prospek pekerjaan, kurangnya pelatihan, dan seriusnya masalah akses serta dukungan. Di beberapa negara, sudah diakui bahwa penyandang cacat bukanlah orang yang tidak beruntung. Namun, kenyataannya masih saja upah yang mereka terima rendah dan pengangguran yang tinggi. Banyak tempat kerja yang tidak mempunyai fasilitas yang cukup, seperti jalur yang melandai.

TANTANGAN

Perusahaan kini dituntut untuk memperluas peluang tanpa memperhitungkan ras, agama, warna kulit, jenis kelamin, usia, kebangsaan, cacat, atau ketertarikan sosial. Dan ini menjadi tanggung jawab perusahaan. Kewaspadaan adalag kata kunci yang penting. Banyak manajer atau staff bagian rekruitmen yang tidak menyadari pola diskriminasi yang timbul dalam kegiatan mereka sehari-hari. Perlu membersihkan diri dari prasangka terhadap gagasan keadilan dan persamaan. Bagaimana pun bagi perusahaan ini berguna agar mereka tidak kehilangan bakat dan kemampuan yang luar biasa.

Senin, 27 Juli 2009

DIREKTUR YANG TERLAMBAT MEMBERIKAN LAPORAN

Tanya: Saya bekerja di bagian accounting yang setiap bulan harus menyusun laporan manajemen. Dalam menyusun laporan ini saya membutuhkan data dan laporan dari bagian lain. Sebenarnya semua pimpinan divisi selalu membantu saya, namun ada satu direktur (sebut saja direktur x) yang selalu terlambat memberikan laporannya pada saya. Beliau ini hampir pasti terlambat memberikan laporan manajemennya. Ini membuat saya keteteran dan menyusun laporan secara keseluruhan. Saya sudah mengadukan hal ini pada atasan saya (direktur administrasi), tetapi agaknya direktur x ini sangat ditakuti sehingga atasan saya pun tak bisa banyak berbuat untuk memaksanya. Bagaimana
saya bisa mengatasi persoalan ini? Kalau atasan saya yang direktur itu pun tak bisa melakukannya, apalagi saya. (Sba)

Jawab: Hm, anda perlu memandang persoalan ini dengan kepala yang lebih dingin. Coba pelajari apakah masalah keterlambatan ini dikarenakan memang laporan dari direktur x itu tidak mudah disusun? Atau memang beliau sedang pamer kekuasaan saja?

Bila keterlambatan itu disebabkan oleh masalah penyusunan yang rumit, maka yang bisa anda lakukan adalah memberikan sumbang pemikiran untuk membantu menyelesaikannya. Mungkin saja para bawahan dari direktur x itu tidak cukup cakap dalam menyusun laporan itu. Atau mereka perlu waktu untuk mengumpulkan data-data untuk laporan itu dari bagian lain. Dalam hal ini, anda dituntut berbesar hati untuk memahami dan membantu mereka memecahkan persoalan ini. Tak perlu ungkapkan persoalan itu pada banyak orang, cukup bekerjalah bersama-sama dengan staff direktur x itu. Maka keluhan anda pun berubah menjadi kerja sama yang manis.

Bila anda menemukan bahwa sebenarnya laporan itu cukup mudah dibuat, namun penyelesaiannya berada di tangan direktur x, coba dekati bawahan dari direktur x itu dan mintalah data-data mentah dari mereka. Lalu anda olah dan susun sendiri data itu menjadi laporan sebagaimana anda kehendaki. Pasti ada sumber informasi lain selain direktur itu. Kunci utamanya, anda harus mempunyai hubungan baik dengan orang-orang direktur x. Bicarakan dengan atasan anda bila anda diperbolehkan membantu menyusun laporan itu berdasarkan data-data dari bawahan direktur x. Ini akan memudahkan kejra
direktur x, dan tentu tak ada alasan untuk menolak orang yang ingin membantu.

Sulitnya, bila ternyata direktur x adalah orang yang sedang memamerkan kekuasaannya. Tak banyak yang bisa anda lakukan selain memaparkan fakta-fakta pada atasan anda. Jangan hanya mengeluh, tetapi tunjukkan permasalahan dan pemecahannya. Bersikaplah realitis. Tunjukkan sikap membantu. Bersedialah untuk mengerahkan tambahan tenaga dan pikiran. Mudah-mudahan hasilnya memadai.
Semoga berhasil.

BAWAHAN YANG DIJAUHI REKAN-REKANNYA

Tanya: Saya mempunyai seorang staff wanita (f) yang "berbeda". Entah mengapa dalam pergaulan sehari-hari ia selalu menyendiri dan seolah tak mempunyai teman. Padahal rekan-rekan kerja wanita dalam departemen yang saya pimpin ini cukup banyak. Namun, para staff wanita yang lain itu tampaknya menjauhi.
Pernah sekali saya tanyakan pada mereka apa ada persoalan dengan f, mereka jawab tidak. Tetapi setiap kali makan siang, atau acara-acara kantor, si f ini tampak selalu ditinggalkan. Beberapa rekan lain mengatakan bahwa si f ini galak, omongannya selalu nyelekit, mau enaknya sendiri, sehingga mereka malas mengajak f bergabung. Selain itu sepertinya f memang lebih suka sendiri dan menikmati keadaannya. Tetapi dari kacamata orang luar, hal ini menunjukkan adanya ketidakkompakan dalam departemen saya. Mohon sarannya. (Ep)

Jawab: Sebaiknya anda tidak terburu-buru mengambil kesimpulan mengenai f.
Apa pun yang terjadi, sebagai pimpinan departemen, seyogyanya anda mengetahui dan mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di antara karyawan. Namun, anda juga jangan terburu mengambil kesimpulan bahwa ini adalah persoalan. Lihat terlebih dahulu apakah hal ini mempengaruhi kerja sama di antara staff anda dan menganggu kinerja departemen anda? Bila ya, tentu anda harus segera mengambil tindakan.

Berbicaralah dengan beberapa staff anda untuk mengetahui apa yang terjadi.
Minta mereka menunjukkan secara spesifik perilaku-perilaku apa yang dilakukan oleh f yang tidak bisa diterima oleh mereka. Cari tahu juga, menurut mereka, apakah hal tersebut adalah sesuatu yang disengaja atau memang begitulah gaya dari f dalam berkomunikasi. Mungkin ada latar belakang atau alasan yang relevan atas kejadian tersebut. Doronglah para staff anda untuk memahami f lebih baik lagi. Mohonlah pada para staff anda untuk mau mencoba mengajak f bergabung dalam kelompoknya. Dan yang paling penting, itu harus dimulai dari diri anda sendiri. Lakukan sesuatu agar f dan para staff anda bisa bersosialisasi lebih baik. Misal, anda tak keberatan bukan untuk
mengajak f dan staff anda untuk makan di luar kantor bersama-sama? Atau, setidaknya ciptakan keadaan agar mereka bisa melakukan sesuatu bersama-sama di luar kegiatan kantor.

Kemudian berbicaralah pada f. Galilah lebih dalam mengenai f. Mungkin anda akan menemukan sesuatu yang selama ini tersembunyi. Mungkin f merasa harus berhati-hati dalam bergaul dan "over protecting" terhadap dirinya sendiri. Atau, malah mungkin memang begitulah sifat f yang suka menyendiri. Pahami, pahami, sekali lagi pahami f lebih baik lagi. Jangan minta f untuk mengubah perilakunya. Ini bisa membuat f merasa terpojok, dipersalahkan lalu membela diri, dan anda takkan mendapatkan simpatinya. Tunjukkan saja persoalan yang ada dan dorong f untuk mau memahami situasi. Beri pengertian pada f bahwa untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, bukan hanya diperlukan kerja sendiri yang baik, namun juga hubungan sosial yang baik pula. Para staff lain adalah manusia biasa yang mempunyai harapan dan keinginan untuk
menjalin hubungan yang baik dengan f. Maka sudah sewajarnya itu dibalas oleh f dengan menyambut ajakan mereka. Ambil inisiatif untuk menciptakan keadaan yang lebih baik.

Anda semestinya menyadari bahwa memecahkan persoalan ini membutuhkan kesabaran yang luar biasa tinggi. Ini tidak bisa diselesaikan dalam sehari dua hari. Coba anda pelajari mengapa dulu anda menempatkan f di posisinya sekarang. Apakah pekerjaannya itu sesuai dengan kepribadiannya? Jika ya, itu berarti anda telah berusaha memahami bagaimana f. Tak usah khawatir dengan pandangan orang lain tentang ketidakkompakan departemen anda. Hampir semua bagian mempunyai persoalan yang serupa. Mulai saja dari diri anda. Tunjukkan pada staff anda dan f bahwa anda bisa bekerja sama dengan orang lain lebih baik. Doronglah budaya ini berkembang di bagian anda. Bila anda ingin f mau bergabung dengan karyawan lain, maka tunjukkan terlebih dahulu bahwa anda
adalah orang pertama yang mau menerimanya.
Semoga berkenan.

Rabu, 22 Juli 2009

KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM MANAJEMEN #1/2

Paul W. Cummings

Kekuasaan dan politik dalam manajemen merupakan anak kembar yang tak terpisahkan, karena yang satu tdak dapat hidup tanpa yang lain. Para manajer jaman sekarang harus mempelajari segi-segi pokok dalam kekuasaan dan politik, jika mereka mau hidup terus dan berhasil. Mereka harus belajar tentang garis-garis kekuasaan, menggunakan teknik-teknik politik, dan menggunakan kekuasaan dan teknik-teknik politik secara efektif dalam karier mereka.

GARIS-GARIS KEKUASAAN DAN POLITIK

Garis kekuasaan kadang-kadang sangat tidak kentara dalam organisasi kerja, sehingga bawahan tidak sadar bahwa mereka sesungguhnya sedang digunakan untuk mengejar keinginan dan maksud orang lain. Apa yang menarik orang mencari kekuasaan? Kadang-kadang hal itu antara lain disebabkan karena orang ingin memanipulasi atau mengendalikan orang lain dalam organisasi. Atau, ada juga orang yang haus akan ketaatan dan kepatuhan dari orang lain menuruti segala perintahnya. Atau memiliki hasrat besar untuk selalu dicap berjasa.
Bagi sementara orang, situasi kerja merupakan satu-satunya tempat dimana mereka dapat memperoleh dan menggunakan kekuasaan.

Perebutan kekuasaan dan basis kekuatan muncul dalam lingkungan kerja bila orang-orang dan kelompok-kelompok berlomba untuk dapat mengendalikan perilaku orang dan kelompok lain. Dan bila orang-orang atau kelompok-kelompok berinteraksi dalam suatu kontes kekuasaan, terciptalah kemudian apa yang disebut dengan politik. Parta dan golongan mulai dibentuk dan dikembangkan, orang-orang bersekutu dalam kelompok-kelompok formal, berkoalisi, mengadakan perjanjian-perjanjian, di mana oang dan kelompok yang satu menang dan yang lain kalah.

Ciri pokok kekuasaan seperti yang kita kenal dalam perusahaan industri sekarang ini ialah penggunaan orang-orang dan kelompok-kelompok untuk tujuan dan maksud tertentu. Banyak orang merasa bahwa kekuasaan merupakan semacam proses menang kalah. Tetapi ini merupakan suatu kesalahpahaman, karena manajer dan kelompok kerja mempunyai jumlah kekuasaan yang berbeda-beda.
Lagi pula, ada perbedaan dalam bagaimana kekuasaan itu dibagikan dalam seluruh hierarki keorganisasian, dan bagaimana, di mana, serta kapan dapat digunakan dalam bidang-bidang yang sah. Misalnya, kekuasaan harus dimiliki bersama oleh manajer dan kelompok kerja dalam beberapa situasi, tetapi tidak dalam situasi lain. Sebagai contoh, manajer dan bawahan harus bekerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi jika organisasi mau hidup terus. Tetapi dalam usaha mencapai tujuan ini, mereka mungkin terlibat dalam konflik-konflik tajam yang mengakibatkan perebutan kekuasaan. Dalam kasus-kasus seperti ini, perlulah eksekutif puncak campur tangan sebagai hakim, dan memutuskan arah tindakan mana yang harus diikuti. Contoh-contoh
klasik perebutan kekuasaan dalam organisasi demikian ini terjadi hampir setiap hari antara kelompok penjualan dan kelompok produksi, manajer lini dan manajer staf, manajer pengendalian mutu dan manajer produksi.

Konflik dalam bentuk perebutan kekuasaan tidak dapat dihindarkan dan memang diperlukan dalam masyarakat industri kita yang rumit ini. Konflik dalam organisasi sering dapat meningkatkan moral kerja berbagai kelompok, membantu mereka mengatasi kekurangan mereka, menegaskan serta menguraikan nilai-nilai dan kepercayaan kelompok. Interaksi intensif dalam perebutan kekuasaan mencegah kelompok menjadi terpencil atau menyimpang. Perebutan kekuasaan menjaga efisiensi dan efektivitas organisasi, sehingga tujuan bersama dapat dicapai. Jika perebutan kekuasaan berhenti atau tidak ada lagi, organisasi akan tidak efisien dan kaku.

Konflik melalui perebutan kekuasaan dalam organisasi hendaknya merupakan cara untuk mencapai tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Bila perebutan kekuasaan menjadi tujuan, akibatnya adalah gangguan fungsi. Para manajer harus tegas, jika efisiensi dan kebaikan seluruh organisasi tidak hendak dirugikan

LATAR BELAKANG KEKUASAAN DAN POLITIK

Latar belakang dan pola gerak-gerik yang dialami dan diperlihatkan oleh para manajer dan eksekutif menarik untuk diselidiki. Dalam banyak kejadian, tetapi tidak semua, kehidupan di rumah atau pengalaman dalam hubungan kelompok jauh sebelum mereka masuk sekolah, mempunyai sangkut paut erat dengan usaha mereka mencari kekuasaan. Bila mereka dilahirkan dan dibesarkan dalam suatu keluarga di mana ayahnya seorang ekeskutif atau seorang manajer profesional, mereka akan secara otomatis mengembangkan nilai-nilai sosial seorang calon manajer muda yang penuh ambisi. Halnya akan lain kalau mereka dibesarkan dalam suatu keluarga di mana ayah mereka seorang buruh pabrik.

Barangkali orang yang paling berhasil mendapatkan kekuasaan dalam manajemen sekarang ini adalah mereka yang di masa mudanya mempelajari peraturan-peraturan bagaimana memainkan permainannya. Ketika mereka masuk sekolah menengah, mereka telah mengembangkan suatu kesadaran akan dirinya secara sosial dan politis dan mulai mengadakan percobaan dalam bidang-bidang pokok hubungan kekuasaan dan politik. Peranan di sekolah menengah seperti ketua organisasi siswa, kapten kesebelasan, atau kedudukan resmi lainnya yang memerlukan persaingan, mengajarkan pada anak-anak muda ini dasar-dasar kekuasaan sosial, politik, dan tanggung jawab, yang kelak berguna sebagai model pertama bagi cita-cita dan amnbisi mereka untuk mencapai kekuasaan di
perusahaan atau industri.

BAGAIMANA MEMPEROLEH KEKUASAAN MELALUI TEKNIK-TEKNIK POLITIK

Ada banyak sekali teknik politik untuk memperoleh kekuasaan dalam organisasi indsutri kita sekarang ini. Saya gunakan kata "politik" di sini untuk memberi ciri pada seseorang yang cerdik atau lihai dalam mempromosikan dirinya naik ke jenjang organisasi untuk memperoleh kekuasaan. Politik sering dilihat sebagai suatu seni atau ilmu di mana praktek-praktek yang cerdik, licin dan kadang-kadang tidak jujur harus digunakan dalam persaingan dengan orang lain untuk memperoleh kekuasaan dan kepemimpinan dalam kehidupan kelompok kerja.

Orang yang baru lulus perguruan tinggi harus belajar membina hubungan, persekutuan, dan koalisi dengan atasan, rekan-rekan sekelompok, dan bawahannya. Mereka yang telah memegang peranan kepemimpinan dapat segera mengasah teknik-teknik politik mereka supaya lebih tajam dengan mempelajari tipudaya-tipudaya berikut ini dengan seksama.

1--Membina hubungan dengan atasan.

Atasan adalah orang pertama kepada siapa anda harus memusatkan perhatian.
Tidak ada orang lain dalam organisasi yang dapat berbuat lebih banyak bagi anda selain atasan anda. Tetapi bagaimana caranya membina hubungan dengan atasan? Ada beberapa cara, tetapi pendekatan yang paling pokok ialah mempelajari bagaimana individu atasan anda. Pelajarilah sebanyak mungkin tentang latar belakangnya, nilai-nilainya, prasangkanya, kegemarannya, agama, keluarga, dan perguruan tinggi di mana ia belajar sebelumnya. Yang lebih penting, anda harus dapat menaksir harapan-harapan atasan terhadap bawahannya, termasuk anda. Dan tak ada yang lebih efektif lagi daripada kerja keras secara produktif untuk mendapatkan perhatian atasan anda.

Belajar sebanyak mungkin tentang atasan memerlukan banyak waktu dan usaha.
Tetapi, dengan memperoleh sedikit demi sedikit informasi dari sana-sini, manajer yang cekatan dan cerdik akan segera dapat menyusun pola perilaku yang dapat digunakan sebagai landasan untuk menyusun rencana di masa depan untuk mendekati atasannya. Selama masa belajar ini, buatlah catatan emosi atasan: dan jika perlu, catatlah kejadian-kejadian penting yang terjadi di rumah sehingga dapat dipelajari dan ditinjau kembali setelah beberapa waktu.
Jangan mengandalkan ingatan anda saja. Jangan lupa bahwa atasan itu seorang manusia biasa, yang juga dapat mengalami luapan emosi, frustasi, dan rasa cemas seperti anda sendiri. Yang perlu anda ketahui ialah bagaimana atasan itu bereaksi: anda perlu memahaminya dan kelak bisa menggunakannya untuk keuntungan anda sendiri.

2--Membuat persiapan yang berhasil.

Setelah mempelajari atasan anda dan mengetahui prasangka serta nilai-nilainya, manajer bawahan atau penyelia yang cerdik dapat berhati-hati untuk tidak pernah menyakitkan hatinya. Ini bisa merupakan tugas yang berat dan sulit, jika usaha untuk memperoleh kebaikan hati dan dukungan atasan itu harus berarti mengalahkan prinsip-prinsip, kepercayaan, dan prasangka anda sendiri.

Bila anda semakin memahami prinsip dan perasaan atasan anda, anda akan semakin menyadari bahwa atasan anda selalu berusaha, dengan cara yang halus, merangsang keluar nilai-nilai dan pendapat anda tentang segala macam soal yang kontroversial. Masalah-masalah nasional dan internasional sehubungan dengan agama, kebijakan ekonomi, politik, atau konflik rasial, merupakan subyek-subyek favorit yang suka dibicarakan oleh para atasan dengan bawahan mereka untuk bertukar pikiran. Jika anda berpegang teguh pada prinsip anda dan mengutarakan pendapat yang bertentangan dengan pendapat atasan anda mengenai masalah-masalah yang peka, mungkin anda akan merasa berdiri di luar kelompok inti atasan anda.

Pertemuan-pertemuan yang tampaknya remeh ini merupakan konkretisasi dari telaah dan pengamatan anda terdahulu tentang kesukaan dan kebencian atasan anda. Jika anda telah bekerja dengan baik, anda tidak akan mudah kehilangan simpati dari atasan anda. Dan, jika anda tidak siap untuk memberikan jawaban tentang suatu masalah kontroversial yang tidak ada hubungan dengan masalah pekerjaan anda atau organisasi, atau jika anda tidak mau mengungkapkan pendapat anda yang bertentangan, anda dapat berpura-pura tidak tahu-menahu tentang masalah itu. Adakalanya atasan anda bermaksud menggali lebih dalam masalah itu; jika demikian, anda lebih baik menjawab sedapat mungkin untuk memuaskan atasan anda.

3--Memanfaatkan rekan manajer.

Manajer yang cerdik tahu bahwa ia perlu memupuk persekutuan dengan manajer-manajer di bagain lain yang setingkat dengan dia. Tujuan utamanya adalah menciptakan suatu jaringan yang berfungsi sebagai pengumpul keterangan atau sebagai suatu sarana pendukung. Dengan menyadap sumber-sumber ini setiap hari atau setiap minggu, anda dapat mengumpulkan informasi tentang berbagai bagian organisasi dan dengan demikian memperoleh laporan lengkap tentang pemikiran dan tindakan eksekutif. Dengan keterangan ini pula, anda dapat mengantisipasi keputusan dan kemungkinan tindakan di
masa depan sehubungan dengan bagian anda sendiri.

Anda mungkin dapat membantu rekan manajer yang sedang mengalami kesulitan tanpa bekerja kerasa dan tanpa mengungkapkan motif-motif anda sebenarnya, tergantung di bagian mana anda berfungi dalam organisasi. Dengan cara ini, anda membangun "tabungan politik" yang anda simpan rapi dalam bank politik anda, dan kelak memberikan bunga berlipat ganda, jika anda membuat gerakan atau memperoleh kedudukan lebih tinggi dalam organisasi anda. Demikian pula, anda dapat membiarkan diri untuk dimanfaatkan - dalam batas-batas tertentu - oleh rekan manajer anda yang mempunyai ambisi politik, tetapi yang tujuan akhirnya bukan untuk merongrong jabatan yang anda incar. Misalnya, manajer personalia dapat membiarkan dirinya dimanfaatkan oleh manajer penjualan yang sedang menanjak untuk mengenyahkan seorang wiraniaga marjinal, dan dengan demikian memasukkan tabungan politik ke dalam bank politiknya sendiri.

Untuk menghadapi rekan manajer di tingkat yang sama dalam bagian anda sendiri, permainan politik anda menuntut strategi yang sangat halus. Sudah jelas bahwa faktor-faktor seperti umur, masa kerja dalam suatu bagian, jumlah bawahan yang dimanajemeni, tingkat tanggung jawab, jenis sumbangan yang diberikan kelompok anda pada organisasi, hubungan pribadi dengan kepala bagian, jumlah lowongan yang tersedia di atas posisi anda, tokoh-tokoh yang ada sangkut pautnya dengan kapan, dimana, dan bagaimana anda harus mengadakan gerakan selanjutnya. Anda juga harus memikirkan waktu dan pemilihan waktu yang kerapkali diabaikan. Banyak orang yang ambisius dan tidak sabar cenderung memperlihatkan keinginan dan maksud terlalu cepat
dalam permainan, sehingga memberi kesempatan pada politikus yang profesional dan lebih sabar untuk memasang hambatan-hambatan.

Sambil menunggu waktu, para manajer yang berambisi politik hendaknya secara diplomatis membangun persekutuan dengan rekan-rekan manajer sendiri. Jangan sekali-kali mengungkapkan rencana anda pada rekan manajer lain, dan hindari senantiasa pembicaraan yang langsung atau tidak langsung menyangkut gerakan ke atas. Buatlah analisa tentang para pesaing anda melalui pengamatan; dengarkan, dan buatlah catatan tentang keberhasilan dan kegagalan mereka. Anda akan selalu mendapatkan di antara rekan seprofesi anda orang-orang yang tidak mau terlibat dalam permainan licik ini; dengan demikian anda tidak perlu menganggap mereka sdebagai pesaing, tetapi dapat menggunakan mereka sebagai sarana pendukung dan pengumpul keterangan.

Terutama sekali, turutilah perintah dan keinginan atasan anda, dan jangan sekali-kali mencoba melakukan hal yang luar biasa atau "kejutan" tanpa mendapat persetujuan lebih dahulu dari atasan anda. Kedua berusahalah selalu untuk menerima atasan anda sebagai orang yang baik, entah ia baik atau tidak. Jika atasan anda bingung dan kemudian agagal, tak ada untungnya untuk menikam dia dari belakang. Biasanya bukan orang yang telah "memberikan ciuman maut" yang menggantikan orang yang telah dibunuhnya, melainkan manajer yang telah membangun persekutuan dan menunjukkan kepercayaan serta loyalitas kepada rekan dan atasannya yang telah meninggal itu. Judas tidak akan pernah memenangkan hadiah atau promosi, karena ia tidak hanya menghianati atasannya, tetapi juga dirinya sendiri.

4--Memanfaatkan bawahan.

Bawahan yang dimanfaatkan dengan tepat, dapat menjadi batu loncatan untuk bergerak ke atas bagi manajer yang berambisi politik. Kemampuan untuk memanajemeni bawahan sehingga bawahan dapat menghasilkan pekerjaan yang bermutu, memerlukan usaha "politis" dan dalam beberapa hal merupakan ciri seorang politikus dan manajer yang sejati. Manajer yang dapat menggabungkan dengan baik dengan yang buruk, yang bersedia berunding dan mengadakan kompromi, yang dapat menghadapi dengan sabar serangan-serangan yang tak terkendali, yang telah memperlihatkan kemampuannya dalam merangsang setiap orang untuk menampilkan yang terbaik, dan yang tetap berproduksi apa pun halangannya - orang macam inilah yang selalu dicari oleh manajemen puncak.
Jika manajer dapat mencapai kualitas itu setingkat lebih tinggi, besar kemungkinannya bahwa ia akan dapat mencapai karier setingkat lebih tinggi dalam organisasi. Bawahan yang taat dan percaya tidak hanya akan mendukung manajer mereka melalui produksi, tetapi juga akan memberikan sumber keterangan intern terus-menerus melalui komunikasi ke atas yang semakin banyak dan semakin baik kepada manajer mereka. Informasi yang segar dan tepat waktu ini perlu sekali bagi manajer yang secara politis ambisius, jika ia ingin berhasil menikmati kedudukan dan kekuasaan yang lebih besar.

(bersambung ke bagian #2/2) ====>>

(Paul W. Cummings, Open Management - Guides to Successful Practise)

Selasa, 30 Juni 2009

TIPS MEREDAKAN "BAD MOOD"

Pertengkaran dengan pasangan semalam bisa jadi terbawa hingga pagi hari bahkan mempengaruhi kerja sehari-hari. Kemacetan lalu lintas, ditambah kendaraan mogok sehingga membuyarkan banyak rencana, juga bisa mempengaruhi emosi sepanjang hari. Atasan yang menjengkelkan atau bawahan yang membandel, bisa juga membuat runyam emosi. Ya! Banyak hal-hal yang membuat perasaan dan suasana hati menjadi tidak enak. Seringkali kita tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Pokoknya, hati ini terasa ingin marah, cemas, jengkel dan bermacam-macam emosi negatif lain bercampur aduk. Kita biasanya menyebutnya sebagai "badmood". Dalam keadaan "bad mood", hasil kerja tak akan baik, salah-salah hubungan kita dengan orang lain malah bertambah
buruk. Pendek kata, tak ada kebaikan yang bisa diberikan oleh "bad mood".
Jadi sudah semestinya kita bisa meredakan "bad mood" yang sedang melanda diri kita. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu kita meredakan "bad mood".

1--Sadari bahwa anda sedang mengalami badmood.

Kunci utamanya adalah menyadari bahwa anda sedang dilanda gejolak emosi.
Bila anda tahu anda sedang marah, setidaknya anda bisa menolong diri sendiri untuk meredakan kemarahan. "Bad Mood" biasanya tidak gampang dijabarkan dengan jelas, tetapi begitu anda mengalami suasana hati yang runyam, segera sadari keadaan itu. Sadari juga efek dari "bad mood": mutu kerja merosot, kehilangan kustomer, negoisasi gagal, dan banyak lagi yang buruk. Jadi, cepat atasi bad mood anda sebelum mengganggu kerja anda berkepanjangan.

2--Tenangkan diri anda.

Okay, anda sudah sadar bahwa anda sedang kebakaran dalam api "bad mood".
Sekarang, tenangkan diri anda. Tarik nafas dalam-dalam berulang kali sampai ketegangan dalam diri anda reda. Lakukan relaksasi sederhana, misal, bernafas secara teratur sambil memejamkan mata. Atau berdoa agar anda diberi kesabaran.

3--Selesaikan persoalan anda sesegera mungkin.

"Bad mood" biasanya disebabkan oleh adanya persoalan. Maka menyelesaikan persoalan adalah pemecahan yang jitu. Jika anda bertengkar, segera selesaikan, berdamailah dan saling maaf-memaafkan. Bila anda berbeda pendapat dengan kolega atau atasan, lakukan diskusi dengan kepala dingin.
Jika acara anda berantakan, lakukan janji ulang dan susun rencana baru. Jangan biarkan persoalan terus menggantung, itu memperpanjang penderitaan bad mood anda.

4--Bergerak, bergerak, dan bergeraklah.

Jangan berdiam diri. Bergeraklah. Lakukan olahraga ringan. Buat diri anda berkeringat dan lelah. Bila anda diam saja, maka "ulat-ulat" emosi akan terus menggerogoti pikiran anda dan membuat anda terbayang-bayang hal yang tidak-tidak. Bergerak, bergerak, dan bergeraklah.

5--Segarkan diri anda.

Intinya sama dengan bergerak, lakukan sesuatu agar diri anda segar. Minum air putih banyak-banyak. Cuci muka dengan air segar. Makan dan minumlah sesuatu yang alami dan segar, seperti jus jeruk. Tetapi jauhi alkohol. Ia takkan banyak membantu, malah memperburuk saja. Jauhi gula, cokelat, makanan yang mengenyangkan, softdrink, dan sebagainya. Ini justru membuat anda kenyang, malas dan mengantuk. Kondisi demikian, alih-alih menjernihkan pikiran anda, malah memperbesar "bad mood" anda saja.

6--Jauhi amarah, pikiran dan emosi negatif lain.

Marah dan emosi-emosi negatif itu menghabiskan energi. Bila anda merasa "bad mood" sedang menyerang, kuatkan hati untuk tidak marah. Bersabarlah. Coba pandang wajah "bad mood" anda di cermin. Tak menyenangkan bukan?

7--Bergembiralah dengan teman-teman anda.

Sebaliknya, dekati teman-teman anda yang bisa memberikan kegembiraan.
Temukan "refreshing" di sana. Tertawa dan tersenyumlah bersama mereka. Cegah "bad mood" dengan membina hubungan yang baik dan sehat dengan teman-teman anda. Hidup ini lebih mudah dilalui bersama mereka yang ceria ketimbang yang murung. Jangan tenggelam dalam kesedihan.

8--Berusahalah untuk lebih menikmati hidup ini.

Ya, semua "kecelakaan" atau kekacauan itu adalah bagian dari hidup.
Terimalah itu apa adanya. Jangan berburuk sangka pada hidup ini. Pasti ada pelajaran di balik semua kesulitan. Nikmati saja.