Rabu, 29 April 2009

LEMBAR 7: MEMAHAMI BAHASA

Seorang pengawas produksi diajak untuk terlibat dalam sebuah kegiatan karyawan. Sebagai seorang pengawas tentu ia mempunyai cukup pengaruh pada karyawan, dan ini diharapkan bisa mensukseskan kegiatan tersebut. Sebenarnya ia senang saja bisa membantu namun ia mengeluh tak punya waktu. Katanya, "Maaf, aku tak bisa ikut membantu. Aku selalu dikejar target produksi."
Kemudian ajakan itu dialihkan pada seorang pengawas produksi yang lain.
Meski sama-sama tidak mempunyai waktu luang, terutama karena jadwal produksi yang padat, namun ia beralasan, "Aku harus mengejar target produksiku terlebih dahulu."

Pertanyaan #1--Apakah anda bisa menangkap suatu pola pikir yang berbeda dari kalimat yang diucapkan oleh kedua pengawas produksi tadi?

Melanjutkan cerita di atas, pengawas yang pertama menempatkan dirinya sebagai seorang obyek. Ini ditunjukkan dengan bentuk kalimat pasif yang digunakannya. Dalam pola pikirnya, ia adalah "penderita" yang dikejar-kejar oleh target produksinya. Dengan demikian ia selalu dalam keadaan "kalah" dan tunduk pada sang subyek. Sedangkan pengawas yang kedua menempatkan dirinya sebagai seorang subyek (pelaku) aktif yang berusaha mencapai target produksi. Dalam pola pikirnya, target adalah sesuatu yang berada di bawah kendalinya. Pengawas ke dua memandang situasi kerja melalui kacamata positif karena itu ia bisa berperan aktif dalam mengatur kehidupannya. Bila target produksi telah tercapai, atau kendali itu telah cukup baik dikuasai, maka bukan tak mungkin ia memiliki cukup waktu untuk terlibat dalam kegiatan karyawan. Pola pikir demikian mendorong ia untuk maju penuh inisiatif.

Pertanyaan #2--Apakah anda bisa menangkap pola pikir anda dari bentuk kalimat dan bahasa yang anda gunakan sehari-hari? Menurut anda bagaimanakah bentuk bahasa anda?

Cerita lain: seorang manajer perencanaan menemui atasannya. Ia berkata, "Bos, kita punya masalah. Besok, pemasok kita libur dan tidak bisa mengirim pesanan yang kita butuhkan lusa." Sang bos memerintahkan agar hari ini juga pemasok bisa mengirimkan barang tersebut. Manajer tadi menjawab, "Itu sudah saya lakukan. Masalahnya, kendaraan mereka rusak." Sang bos memerintahkan agar menggunakan truk perusahaan saja. Manajer tadi menyahut, "Kendaraan kita sedang keluar. Kita harus menyewa angkutan, masalahnya siapa yang harus membayar ongkos angkutnya?” Sang bos kembali menjawab agar merundingkan baik-baik dengan pemasok. Manajer tadi melanjutkan, "Masalahnya bagian keuangan mereka cukup sulit diajak berunding." Akhirnya sang bos agak naik pitam, dan menutup perbincangan, "Stop! Itu semua bukan masalah! Itu hanya
sesuatu yang harus kita hadapi dengan baik. Sekali lagi, itu bukan masalah."

Pertanyaan #3--Apakah anda bisa menangkap "masalah" di dalam istilah "masalah" yang digunakan oleh si manajer tadi? Sadarkah anda bahwa penggunaan kata-kata (bukan hanya kalimat) juga mencerminkan pola pikir anda?

Ya, kata-kata menunjukkan bagaimana diri kita. Dalam beberapa masyarakat, bahasa dibeda-bedakan dalam tingkat-tingkat tertentu yang menunjukkan tingkat penggunaannya. Ada bahasa yang khusus digunakan untuk pergaulan, bentuk penghormatan, dan sebagainya. Bagi beberapa orang berkata-kata adalah melakukan pilihan secara sadar untuk menyatakan sesuatu demi tujuan mereka.
Mereka menyebutnya sebagai sebuah diplomasi. Kata-kata pun digunakan dalam seni. Itu berarti seluruh penggunaan kalimat dan kata-kata bukan hanya menjadi penting untuk mengetahui diri kita, menyatakan kehendak, namun juga untuk mencapai tujuan-tujuan. Berbahasa bukan sekedar berkomunikasi, bukan?

Pertanyaan #4--Menurut anda, apakah ada hubungan antara ruang lingkup pergaulan anda (yang tentu saja dapat anda lihat sebagai bentuk kemajuan kehidupan pribadi, karier, perkawinan, dan lain-lain.) dengan bahasa yang anda gunakan?

Banyak orang berpendapat bahwa kita harus mempelajari dan menguasai bahasa-bahasa tertentu agar bisa mencapai kemajuan. Tentu bahasa yang dimaksud adalah bahasa yang banyak digunakan dalam pergaulan internasional.
Ini ditujukan agar pergaulan kita bisa terbentang lebih luas seiring dengan luasnya kemampuan kita berkomunikasi. Sering terjadi di saat kita sedang dalam proses belajar berbahasa asing, kita mulai belajar dengan menerjemahkan kata-kata (bahasa ibu yang tersimpan dalam "kamus" benak kita) yang kita ingin ucapkan ke dalam bahasa asing tersebut terlebih dahulu. Kita masih belum bisa langsung berbicara begitu saja dalam bahasa asing itu. Kita baru menjadi seorang penerjemah saja, dengan demikian sesungguhnya kita belum sungguh-sungguh berbahasa asing. Dengan kata lain, seberapa jauh kita mampu berbahasa asing ditentukan juga oleh seberapa luas penguasaan kita
pada berbagai kata yang kita serap dalam bahasa ibu. Di saat kita semakin jauh terlibat dalam bahasa-bahasa baru, kita berkenalan dengan pola pikir baru yang membuka wawasan lebih jauh.

Pertanyaan #5--Seberapa banyak perbendaharaan kata yang anda kuasai? Apakah anda sadar bahwa seberapa luasnya pergaulan anda dipengaruhi pula oleh seberapa banyak perbendaharaan kata yang anda miliki?

Banyak orang dalam berbagai kesempatan mengumbar istilah dan kata-kata yang tampaknya asing bagi pendengarnya. Mungkin ia berpikir bahwa semakin sulit dan luas kata-kata yang bisa ia ucapkan, maka semakin tinggilah pengetahuan dan kemampuannya. Itu memang benar. Namun, berkata-kata bukan sekedar cermin ketrampilan dan pola pikir. Berkata-kata adalah cermin bagi pengendalian diri dan kepribadian, terutama bila kita mampu menggunakannya secara tepat dan baik. Tak heran bila orang bijak selalu berpesan agar kita berhati-hati dengan bahasa, terutama bahasa lisan, yang kita ucapkan. Seorang pujangga menulis, bahwa mulutmu adalah harimaumu.

KEGIATAN ALTERNATIF

Kegiatan ini ditujukan untuk mengajak anda menilai dan mengukur kemampuan berbahasa dan menghitung perbendaharaan kata-kata anda. Pada gilirannya anda bisa mengukur dan mengetahui sejauh mana bahasa dan kata-kata itu berpengaruh pada kehidupan karier anda.

1--Perhatikan setiap kalimat yang anda ucapkan. Apakah anda menggunakan bentuk kalimat aktif untuk menggambarkan kondisi diri anda? Atau kalimat pasif? Apakah anda mampu menyadari seberapa "aktif" dan "pasif"-nya diri anda tercermin dari bentuk kalimat yang anda gunakan? Coba untuk membandingnya, jika perlu menyusun sebuah statistik sederhana.

2--Kini perhatikan setiap kalimat yang diucapkan oleh lawan bicara anda.
Apakah mereka menggunakan bentuk kalimat aktif atau pasif. Apakah anda mampu menangkap apa yang terjadi di balik bentuk-bentuk kalimat mereka? Pandanglah sorot matanya untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan anda. Apakah menurut anda bentuk kalimat yang digunakan itu mencerminkan kondisi pola pandang mereka?

3--Ambillah sepuluh kata secara sembarang (misal, usaha, maju, berhasil,kalah, juang, sumber daya, dan sebagainya). Coba uji kemampuan diri anda untuk menambahkan sinomin (baik dalam bahasa Indonesia, Inggris atau istilah-istilah baru lainnya) atas kata-kata tersebut. Seberapa banyak kata yang bisa anda kail dari ingatan anda untuk menggambarkan keadaan yang dimaksud dalam kata-kata yang berbeda. Apakah anda mampu merasakan perbedaan nuansa yang ditimbulkan oleh kata-kata yang berbeda itu? Apakah anda memahami apa arti kata diplomasi?

4--Perhatikan kata-kata yang diucapkan oleh lawan bicara anda, terutama kata-kata yang menyatakan berakibat pada perubahan emosi anda. Misal,kata-kata untuk menyatakan pujian, kemarahan, sindiran, dan lain sebagainya.
Apakah anda bisa membedakan sebuah emosi, misal, kemarahan dapat dinyatakan dengan cara yang berbeda dan memberikan hasil yang berbeda pada diri anda.
Apakah anda bisa membedakan mana kata-kata yang halus, kasar, dan lain sebagainya. Apakah anda menemukan bahwa kata mempunyai makna, yang berarti mempunyai kekuatan?

5--Kini perhatikan setiap kata dan kalimat yang anda dan lawan bicara anda komunikasikan. Bagaimana sebuah jeda diucapkan, balas-berbalas bentuk kalimat, atau saling melempar kata-kata. Apakah anda menangkap bahwa saling berbahasa adalah saling menunjukkan kepribadian masing-masing. Mereka yang mampu berbahasa dengan baik, mampu mengungguli lawan bicaranya?

Perhatikan bahasa anda. Waspadai kata-kata anda. Berhati-hatilah dengan apa yang anda ucapkan. Prinsip awal memanajemeni diri sendiri adalah mengenal diri. Sadar atau tidak kita belajar tentang diri sendiri dari apa yang keluar dari bibir kita.

Rabu, 22 April 2009

MENGASAH KAPAK

Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat. Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik. Karenanya sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.

Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya. Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesan dan berkata, "Bagus, bekerjalah seperti itu!"

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari sang penebang pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon. Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon. Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit. "Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir penebang pohon itu.

Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti apa yang terjadi. "Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?" sang majikan bertanya.

"Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk mengapak pohon," katanya.

Catatan: Kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kapak. "Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya. Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam?

Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dan lain sebagainya.

Kita semua membutuhkan waktu untuk tenang, untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan bertumbuh. Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan kehilangan efektifitas. Jadi mulailah dari sekarang, memikirkan cara bekerja lebih efektif dan menambahkan banyak nilai ke dalamnya.


****************************************************************************
Stopper:

Hanya setelah kita benar-benar sadar dan mengerti bahwa waktu kita di dunia ini terbatas, dan bahwa kita tak mungkin mengetahui dengan cara apa pun kapan waktu kita habis, barulah kita mulai menghayati setiap hari kita dengan sepenuh-penuhnya, seakan hari ini adalah satu-satunya hari yang masih kita miliki. (Elisabeth Kubler Ross)

Anda sependapat, saya yakin anda sependapat, bahwa keindahan adalah satu-satunya alasan mengapa hidup ini ada artinya. (Agatha Christie)

KEBUTUHAN AKAN LINGKUNGAN ALAMI

Tom Cannon;

Ada tiga hal utama mengapa industri dituntut untuk semakin aktif bertindak.

Pertama, ada pengakuan yang luas bahwa industri memegang kunci adaptasi yang berhasil. Perusahaan-perusahaan internasional mempunyai sumber daya dan ahli. Dan mereka dapat menyebarkan sumber daya dan para ahlinya dengan fleksibilitas dan kreativitas yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang kuat saja. Partisipasi aktif mereka sangat penting jika tanggapan internasional juga aktif. Sedangkan perusahaan menengah dan kecil diharapkan dapat menawarkan kreativitas dan inovasinya bagi pemecahan masalah lokal.

Kedua, banyak perusahaan menerima keuntungan dari lingkungan yang lebih sehat dan lebih makmur. Masyarakat yang makmur merupakan penanam modal terhadap barang dan jasa yang lebih luas ketimbang masyarakat yang tertekan.
Yang jelas, perusahaan dan masyarakat menderita jika terjadi kerusakan lingkungan alami. Pasar pun akan memberikan reaksi terhadap kegagalan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya .

Ketiga, kedudukan yang positif akan meningkatkan kinerja dan posisi perusahaan. Perusahaan yang mengelola tanggung jawabnya secara efektif merupakan perusahaan yang mampu membangun posisi yang lebih aman dan lebih makmur dalam pasar. Keberhasilan untuk mempertahankan lingkungan akan menghasilkan keuntungan jangka panjang dan menambah nilai bagi perusahaan dan masyarakat.

Konferensi PBB - Pertemuan Puncak Rio - menelurkan satu tema dominan, yaitu tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan alami. Banyak perusahaan menyadari peran mereka dalam melindingi lingkungan sehingga generasi masa depan dapat mengambil keuntungan dan menikmati hadiah itu. Kesadaran ini terkadang muncul perlahan-lahan. Atau, dapat mula muncul secara drastis yang biasanya dipicu oleh suatu kecelakaan besar, misal, bencana minyak Exxon Valdez. Bagaimana pun kini muncul tekanan dan pengakuan bahwa salah satu dampak ikatan masyarakat dan perusahaan adalah keinginan yang kuat untuk
melindungi dan memelihara lingkungan.

KRISIS DAN TEKANAN

Tekanan terhadap tanggung jawab perusahaan akan lingkungan alami meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi, penerapan proses kerja yang potensial merusak dan memperluas dampak populasi. Sumber daya yang terbatas di seluruh dunia berjuang untuk mengatasi peningkatan perubahan. Krisis yang timbul dapat dicatat sebagai berikut: penipisan ozon, pemanasan global, hujan asam, emisi udara beracun, dan limbah. Krisis-krisis ini menumbuhkan kesadaran bahwa kegiatan industri bisa merusak lingkungan, baik yang secara nyata diketahui maupun yang tersembunyi dan membahayakan. Selain itu, perusahaan yang tidak dianggap merusak lingkungan pun harus sadar bahwa teknologi yang mereka gunakan tetap saja mempunyai pengaruh besar tapi tersembunyi bagi perusakan lingkungan alami.

Roome menyarankan bahwa analisa kemungkinan pengrusakan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan dapat dilakukan melalui penelitian ilmu dan persepsi masyarakat. Maksudnya, selain menggunakan proses keilmuan untuk menilai apakah sebuah perusahaan terbuktik merusak lingkungan atau tidak, maka persepsi publik akan kegiatan perusahaan tersebut harus dipertimbangkan. Yang jelas, perusahaan dihargai karena mereka tidak hanya menjadi penonton. Perusahaan juga dihargai manakala berupaya keras mendorong rekan-rekan mereka agar lebih bertanggung jawab sambil membujuk pemerintah agar mendengarkan pendapat mereka.

REAKSI PERUSAHAAN

Ada empat reaksi, sekaligus strategi perusahaan dalam menghadapi tuntutan ini. Pertama, perusahaan akan melakukan reaksi menyerang - bertindak secara aktif - terutama bila tuntutan akan lingkungan yang alami mengancam bisnis mereka. Karena ancaman itulah, mereka melakukan penyerangan. Kedua, perusahaan akan bertahan saja, tidak melakukan penyerangan apa-apa. Ini dilakukan jika pemenuhan tuntutan itu hanya akan mengurangi daya saing perusahaan, misal, berakibat pada kenaikan biaya yang menurunkan harga jual yang bersaing. Ketiga, perusahaan tidak peduli dan mengabaikan semua tuntutan itu. Perusahaan berharap masyarakat lupa akan tuntutannya. Keempat,
perusahaan melakukan langkah inovatif. Ini adalah strategi terbaik dalam mencari jalan untuk memenuhi tuntutan sekaligus menemukan peluang baru.
Misal, sepuluh tahun yang lalu, jarang ada produk atau proses baru dibuat hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar "hijau". Kini, jarang sekali ada penemuan yang mengabaikan dimensi ini.

Bahkan Roome mengusulkan untuk mencari keunggulan lingkungan dalam sebuah perusahaan, yaitu untuk menyelidiki secara sistematis komitmen perusahaan terhadap lingkungan. Ada beberapa poin yang dapat diselidiki.
Misal:

1--Nilai dan etos perusahaan.
Bagaimana sikap tegas dan keterbukaan manajemen puncak terhadap kelompok pemerhati dan komunitas ilmuwan penjaga lingkungan yang menyampaikan masalah yang dihadapi.

2--Tanggung jawab dan pertanggungjawaban.
Apakah ada penekanan pada tanggung jawab individu dan lokal, yang disertai dengan imbalan manajemen dan sistem pengawasan yang menguatkan kebijakan hijau perusahaan.

3--Kebijakan sumber daya manusia.
Apakah proses rekruitmen, seleksi, manajemen, motivasi dan pengawasan peruahaan berhubungan dengan perlindungan lingkungan.

4--Struktur organisasi.
Apakah organisasi dirancang ramping, fleksibel dengan penekanan pada kebutuhan bukan birokrasi.

5--Manajemen Puncak.
Apakah manajemen cukup terbuka, berkomitmen, dekat dengan pelanggan, dan sadar akan tanggung jawab yang lebih luas.

6--Operasional.
Apakah ada pengembangan, penekanan pada efektivitas yang bersandarkan produksi pengurangan limbah.

7--Pemasaran.
Apakah dilakukan pengembangan dan inovasi terus-menerus tapi bertanggung jawab pada pelanggan.

8--Keuangan.
Apakah manajemen menekankan pada nilai tambah dan kebutuhan akan tanggung jawab etis.

9--Sumber daya.
Apakah dijalin kerja sama dengan pemasok berdasarkan pengembangan yang ditekankan pada pengembangan dan inovasi yang terintegrasi.

10--Strategi perusahaan.
Apakah strategi mengatisipasi kebutuhan, menekankan nilai tambah jangka panjang, kesadaran pada pandangan yang lebih bersih.

(Tom Cannon, Coporate Responsibility)

Kamis, 16 April 2009

DISIPLIN KERJA

"Bukan lautan, tapi kolam susu. Kail dan jala cukup menghidupimu". Itulah sepenggal lirik lagu Koes Plus yang menggambarkan betapa subur dan kayanya tanah air kita. Namun, sadarkah kita, bahwa ternyata, kekayaan yang kita miliki dengan tanpa pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang baik, justru melenakan?

Namun, itulah kenyataan yang terjadi saat ini. Kualitas dan kedisiplinan SDM kita masih kalah jika dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara lainnya. Bahkan, lebih parah lagi jika dibandingkan dengan negara dengan sumber daya alam yang jauh lebih sedikit seperti Jepang, Tiongkok, Taiwan, atau Korea.
Padahal, dari sisi kekayaan alam, kita adalah nomor satu di kawasan ini.
Masuk kerja hari senin sampai kamis jam 08.00 masih tetap saja telat.
Masuk kerja hari Jum'at jam 7.30 masih tetap saja kita abaikan.
Sedangkan kalau kita kalau mau pergi dengan menggunakan kereta api atau pesawat terbang bisa datang lebih awal.

Disiplin dalam arti yang positif seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Hodges (dalam Yuspratiwi, 1990) mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja adalah 'satu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi.

Rendahnya kualitas kedisiplinan kita tentu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Untuk itu, sudah selayaknya kita serius untuk terus berusaha meningkatkan kemampuan dan kedisiplinan kita.
Kalau bukan kita, siapa lagi?

Senin, 13 April 2009

MENANYAKAN KONFIRMASI VIA EMAIL

Tanya: Sopankah menanyakan konfirmasi lebih lanjut surat lamaran (via email) untuk mengetahui kepastian diterima atau tidak? (Ad)

Jawab: Di saat anda melakukan wawancara dengan pihak perusahaan, sebaiknya anda tanyakan apakah perusahaan bersedia memberikan konfirmasi mengenai status proses rekruitmen anda. Tanyakan pula, dengan media apa perusahaan akan mengirimkan konfirmasi. Apakah melalui telepon, surat, email, dan lain sebagainya. Pada umumnya mereka menggunakan media surat. Lebih lanjut, anda bisa menanyakan apakah perusahaan tidak keberatan bila anda menghubungi mereka untuk mendapatkan kepastian proses rekruitmen anda. Beri waktu secukupnya bagi perusahaan untuk menyelesaikan seluruh proses rekruitmen mereka. Jelaskan bahwa tujuan anda meminta konfirmasi tersebut adalah agar anda bisa menyusun rencana yang lebih baik. Bila hal ini disepakati, maka
anda bisa menghubungi mereka dengan baik. Yang perlu anda sadari, bila anda meminta konfirmasi via email, mungkin anda akan mendapatkan jawaban beberapa hari kemudian. Anda harus bersedia sabar menunggu. Namun, bila anda menghubungi via telepon, jangan enggan memberikan waktu satu hari bagi mereka untuk memeriksa berkas dan anda hubungi kembali.

Namun, bila anda belum pernah melakukan tatap muka, anda boleh mengirim email untuk menanyakan apakah berkas lamaran anda sudah diterima dengan baik. Jangan tanyakan kapan anda akan diwawancari. Bisa-bisa tindakan anda dianggap sebagai sesuatu yang "irritating" oleh pihak perusahaan. Lalu apa yang bisa anda perbuat? Siapkan berkas lamaran yang lebih baik, kirimkan pada perusahaan yang sudah anda seleksi, lalu berdoalah. Serahkan segalanya pada Yang Maha Kuasa untuk menentukan apa yang terbaik bagi anda.

LAZIMKAH MENCANTUMKAN IPK?

Tanya: Apakah lazim mencantumkan IPK dalam resume? Saya lulus cum-laude namun ragu-ragu, khawatir berkesan sombong. Saya tahu benar bahwa IPK tinggi bukan jaminan kemampuan seseorang. (Yt)

Jawab: Lho bukankah surat lamaran anda perlu dilampiri dengan ijazah dan transkrip nilai? Bila anda baru saja lulus (fresh-graduate) dan belum memiliki pengalaman kerja, maka "modal utama" anda adalah transkrip nilai. Memang benar apa yang anda sampaikan bahwa seseorang yang berprestasi baik di sekolah bukan jaminan bagi kemampuan kerja yang baik pula. Namun, bagaimana kita bisa menilai kemampuan kerja seseorang bila ia belum memiliki pengalaman kerja? Tidakkah kita bisa mengharapkan seseorang itu dapat bekerja baik dengan melihat kemampuan baik yang ditunjukkannya selama menjalani sebuah tugas hidupnya, yaitu, menuntut ilmu di sekolah. Kita dapat
menggunakan transkrip nilai sebagai salah satu bahan acuan dalam menilai seseorang. Transkrip nilai dapat dianggap sebagai "surat referensi prestasi" yang diberikan oleh lembaga pendidikan yang tidak kalah berharganya dibanding "surat keterangan kerja."

Mencantumkan IPK dan status kelulusan anda, meski tampaknya jarang dilakukan, menurut kami, bukanlah hal yang tabu. Itu adalah salah satu "eyes catcher" atau "barang bagus" yang menarik perhatian perusahaan. Anda boleh cantumkan IPK dan status kelulusan anda dalam segmen pendidikan anda. Biasanya pewawancara akan senang dan tergerak untuk berbincang-bincang lebih lama dengan pelamar yang mempunyai prestasi pendidikan yang istimewa. Mereka biasanya penasaran dan benar-benar ingin menguji anda. Pewawancara yang "fair" tentu tidak akan menanyai anda tentang pengalaman kerja anda, tetapi pengalaman pendidikan, misal, mata kuliah yang paling anda minati atau tidak anda sukai, tentang skripsi anda, hasil ujian akhir, nama dosen, dan lain-lain. Jadi, cantumkan saja. Percayalah, hal itu hanya salah satu
referensi saja. Point terpenting adalah saat wawancara itu sendiri. Namun, kunci untuk menggerakkan pewawancara sungguh-sungguh berminat melakukan pendalaman adalah IPK dan status kelulusan anda.

Mbak Y yang baik, kesombongan itu tidak terletak di atas kertas yang bertuliskan IPK dan cum-laude - meski anda tuliskan itu besar-besar. Kesombongan itu terletak dalam pikiran. Lebih parah lagi, bila kesombongan itu disimpan dalam hati. Bila pikiran menilai diri anda "hebat" hanya karena cum-laude, maka itulah kesombongan. Anggap saja IPK 3,9 dan cum-laude sebagai sesuatu apa adanya. Jangan menghapus tulisan di atas kertas hanya karena ingin meluruhkan kesombongan dalam diri. Hancurkan saja kesombongan yang ada dalam pikiran kita. Kata pepatah: jangan patahkan busur, tetapi
patahkan amarah dalam diri. Semoga berkenan. Selamat berjuang. Sukses untuk anda.

Minggu, 12 April 2009

BERHARAP SAKIT HATI

Kita semua tahu, tak mudah hidup bersama bos sulit. Anda mungkin telah berusaha
berbagai macam cara dan tidak juga berhasil. Lalu apakah anda akan keluar begitu saja? Apakah anda menerima kjeadaan sebagai sebuah hukuman atas karma anda? Tenang saja, berikut ada beberapa tips untuk menghadapi bos sulit.
Jika tidak berhasil, setidaknya membuat hidup anda lebih nyaman. Cobalah beberapa ide berikut ini.

1--Jangan membangkitkan singa yang sedang tidur.

Ketahui apa yang membuat mereka jengkel, marah-marah, dan tertekan? Catat semuanya. Lalu tuliskan pada lembar yang sama apa-apa yang menjadi kebalikan hal tersebut. Tempelkan daftar ini agar mudah anda baca setiap waktu. Jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal kecil. Hal-hal kecil ini sama pentingnya dengan yang besar-besar. Misal: anda mungkin tak mempersoalkan bila anda lima menit terlambat datang dalam rapat. Namun, bila hal ini seringkali anda lakukan, bos akan menganggap anda malas, tak pandai mengatur waktu dan tidak menghargainya. Ingat, yang perlu anda perlu ketahui adalah titik-titik sensitivitas bos anda, bukan anda.

2--Kenali metode komunikasi yang disukai bos.

Apakah bos lebih menyukai komunikasi melalui email, telepon atau memo tertulis?
Apakah mereka hanya menggunakan satu cara untuk mereka sendiri dan cara lain untuk bawahannya? Kenali dan terapkan! Ini akan membuat mereka lebih nyaman berkomunikasi dengan anda. Bahkan mereka mungkin percaya bahwa anda sama seperti mereka. Karenanya anda harus sangat, sangat cerdik.

3--Kenali gaya komunikasi mereka.

Apakah gaya komunikasi mereka formal atau informal? Anda tak harus benar-benar
menyamai mereka; namun gunakan sebagai panduan umum dalam berkomunikasi.
Misal, jika bos sering menggunakan kata-kata vulgar, bukan berarti anda juga harus meniru mereka. Bersikap terkejut karena kekasaran mereka tidak akan menolong anda. Anggap saja bahwa ini adalah suatu bentuk informalitas, atau taktik untuk membuat anda jengkel, jadi jangan berreaksi apa-apa. Hal yang sama berlaku pada bagaimana gaya mereka berpakaian. Jangan meniru begitu saja, namun gunakan untuk mengetahui siapa dan bagaimana mereka sesungguhnya.

4--Anggap ini sebagai bagian dari kesuksesan anda.

Saya tahu ini sulit dan menyakitkan, namun lakukan! Pelajari orang-orang yang berhasil mengatasi bos macam begini. Lihat siapa yang berhasil mendapatkan promosi? Perilaku dan perlakuan apa yang mereka gunakan untuk menghadapi bos mereka? Lupakan sifat-sifat anda sendiri, cobalah untuk bersikap obyektif.
Ini bukan berarti anda harus meniru mereka begitu saja, namun anggap saja ini sebagai petunjuk untuk mengetahui apa-apa yang disukai oleh bos anda.
Anda bisa memutuskan kemudian, apakah anda perlu menyamai kolega anda yang berhasil tadi atau tidak, namun untuk kali ini anda perlu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya.

5--Simpan semua ini untuk anda sendiri.

Katupkan bibir anda rapat-rapat. Jangan mengeluhkan bos anda di dalam kantor.
Sudah terlalu banyak orang menyebarkan cerita-cerita buruk tentang bos mereka.
Ingat, dinding-dinding kantor anda mempunyai telinga, bahkan mereka akan meneruskan keluhan anda kemana-mana, termasuk bos anda. Mungkin orang yang pertama kali anda ajak bicara tidak akan menyampaikannya pada bos anda, namun orang kedua atau ketiga yang akan melakukannya.

6--Lupakan bagian Human Resource

Ingat, divisi HR dibentuk untuk memenuhi kebutuhan perusahaan bukan kebutuhan anda pribadi. Kalau anda mengeluh tentang bos anda pada mereka, tak peduli seberapa pun benarnya, mereka akan langsung menyampaikannya pada bos anda.
Dan ini kelak akan menyakitkan anda. Percayalah, tak peduli seberapa "bersahabatnya"
sikap yang ditunjukkan oleh bagian HR, mereka bukanlah sahabat yang sejati.

7--Catat, catat, sekali lagi: catatlah.

Simpanlah setiap memo, catatlah setiap pernyataan yang menyakitkan, setiap janji yang tak ditepati, dan setiap perilaku yang di luar batas. Jangan lupa untuk mencatat juga tanggal, saksi-saksi, dan detil-detil yang bisa dipercaya. Simpan ini baik-baik. Siapa tahu anda kelak akan membutuhkannya... siapa tahu?

8--Susun strategi keluar dari kemelut.

Susun curriculum vitae tentang diri anda. Buat daftar headhunters yang bisa anda hubungi dan tiga atau empat nama orang yang bisa memberi anda referensi positif. Bila anda memutuskan untuk keluar, maka hal pertama yang harus anda lakukan adalah membuka dokumen ini. Anda akan benar-benar merasa tertolong.

9--Manajemeni bos anda.

Jadikan ini sebagai pekerjaan anda. Sadari bahwa anda perlu mempunyai strategi
untuk memanajemeni bos anda. Bersikaplah penuh tanggung jawab pada mereka.
Kenali apa yang menjadi kelemahan dan kekuatan bos anda. Kenali pula gaya kerja anda, dan rencanakan bagaimana anda bisa menyeimbangkan perbedaan di antara anda.

"Anda tak bisa mengubah orang lain. Anda hanya bisa mengubah diri anda sendiri."
H. H. Getter. Ingat, meski anda telah melakukan semua hal di atas dengan baik, bos anda tetap saja "gombal". Tetapi anda harus anggap mereka sebagai "gombal" yang bisa dimanaje. Atau mungkin anda bisa temukan sisi baik dari bos anda yang selama ini salah dimengerti oleh mereka yang kecewa. Namun, setidaknya anda bisa hidup lebih tenang. Bahkan, orang yang anda keluhkan itu bisa hidup dengan anda lebih tenang lagi.

PILIHLAH SEORANG BOS

Mari kita lihat apakah kita bisa keluar dari situasi horor ini. Coba anda pelajari bagaimana tipe bos anda sebenarnya. Berikut ini ada beberapa tipe bos yang dibenci. Apakah anda menemukan bos anda termasuk dalam daftar ini?

1--Arogan.
Bos tipe ini percaya bahwa memotivasi karyawan hanya dapat dilakukan dengan cara intimidasi, kekerasan dan menebarkan ketakutan. Mereka senang sekali melihat bawahannya merunduk-runduk dan menyembah-nyembah padanya.
Bos ini mustahil mau bersikap manis pada bawahannya.

2--Idiot.
Bos ini benar-benar bodoh. Tak peduli berapa kali anda berusaha menjelaskannya pada mereka, tapi mereka tetap saja membuat anda menggeleng-gelengkan kepala. Ajukan pada mereka sebuah strategi konyol, mereka pasti akan menyetujuinya.
Anda tentu heran bagaimana mereka bisa sampai pada kedudukan ini, bahkan terus mendapatkan promosi. Mengapa? Karena mereka selalu berusaha menyenangkan atasan mereka.

3--Politisi.
Bos tipe ini berusaha memanipulasi orang lain sedemikian rupa sehingga setiap orang akan mengatakan apa yang ingin mereka dengar. Selama berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun, mereka terus menyebarkan kebohongan. Sebenarnya mereka ini adalah orang yang lihai memutarbalikkan kenyataan sesuai kemauan mereka. Perhatian mereka tak pernah tertuju pada apa yang baik bagi perusahaan, namun apa yang baik bagi diri mereka sendiri.

4--Ular.
Bos tipe ini suka sekali berkata, "Saya benar-benar mengusahakannya untuk anda." sambil tersenyum manis padahal mereka sama sekali tidak tulus.
Mereka pandai sekali memadukan kelicikan seekor ular dengan kemampuan akting aktor peraih Oscar. Ucapan mereka tak bisa dipercaya.

5--Workaholic.
Bos tipe ini tidak mempunyai kehidupan. Mereka hidup untuk bekerja. Bahkan bekerja adalah hidup itu sendiri. Bagi mereka, foto keluarga di meja kerja sudah cukup untuk menunjukkan perhatian pada anak-anak dan keluarganya. Mereka suka menentukan deadline yang tidak realitis, menelepon anda di rumah, mengadakan perjalanan dinas di akhir pekan. Memang itulah teknik-teknik mereka. Sebagian besar bawahan bekerja melebihi jam kerja normal hingga larut malam tanpa adanya pengakuan atau imbalan yang memadai.

Kenyataannya semakin banyak pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka, semakin banyak imbalan yang diberikan pada mereka, namun tak sepeser atau sedikitpun penghargaan diberikan pada bawahannya.

TIPS MENEGUR UNTUK MENDISIPLINKAN KARYAWAN

Ditegur itu tak mengenakkan. Namun, menegur pun tak kalah sulitnya. Apalagi bila yang ditegur adalah karyawan lama yang semestinya tahu peraturan perusahaan. Menegur karyawan baru lebih mudah karena biasanya tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Justru mereka merasa lebih lega bisa mengetahui apa yang tidak seharusnya dikerjakan. Menegur adalah proses pendisiplinan yang harus dilalui untuk menjaga keteraturan kerja. Berikut
beberapa tips menegur tanpa menimbulkan konflik.

1--Jangan menegur tanpa persiapan.

Anda harus memiliki alasan dan informasi yang akurat. Tanpa itu, anda akan dianggap berlaku semena-mena. Segera setelah anda mendapatkannya, tentukan waktu dan tempat untuk membahas masalah ini. Namun jangan mencari-cari kesalahanorang lain hanya karena anda merasa ingin menegur.

2--Tegur segera setelah terjadinya pelanggaran.

"Tempalah besi selagi panas". Jangan habiskan waktu untuk mencari semua bukti. Ini bukan sidang pengadilan yang mengancam pesakitan masuk penjara.
Asal anda memiliki alasan dan informasi yang akurat, ditambah keyakinan diri, maka sudah cukup untuk menegur. Tugas anda adalah meluruskan perilaku.

3--Lakukan secara pribadi.

Jangan wakilkan pada orang lain. Berbicaralah empat mata. Dari pribadi ke pribadi, namun jangan masukkan ke dalam hati. Pilihlah tempat yang melindungi privacy. Bersikaplah profesional. Jangan buat ia merasa dipermalukan di depan orang lain.

4--Berikan teguran dalam keadaan tenang.

Tenangkan diri anda. Jangan menegur dalam keadaan penuh emosi. Kemarahan malah bisa memperburuk keadaan. Orang akan lebih mempercayai anda bila mereka merasa anda sedang berusaha menolong.

5--Fokuskan pada persoalan.

Bahas perilakunya, bukan orangnya. Sebagai contoh, jangan katakan, "Kamu terlambat lagi. Kamu malas." Namun katakan, "Keterlambatan anda sungguh tak bisa diterima." Selain itu, jangan campur adukkan dengan hal-hal lain yang tak anda sukai dari orang itu. Fokuskan pada kesalahannya saat itu. Tak perlu mengungkit-ungkit yang sudah lampau. Ini bisa memberi kesan anda seorang pendendam.

6--Berilah kesempatan pada mereka untuk mengutarakan persoalannya.

Galilah inti permasalahannya. Dengarkan baik-baik agar anda bisa mencari pemecahan bagi dirinya. Sekali lagi, tunjukkan sikap untuk menolong mereka, bukan menghukum mereka.

7--Sampaikan apa yang anda inginkan dan nasehat.

Orang perlu jalan keluar. Jangan cuma menegur, berikan nasehat dan upaya perbaikan. Beritahu apa yang anda inginkan. Jangan biarkan mereka melakukan kesalahan lagi hanya karena mereka tak tahu apa keinginan anda.

8--Buatlah komitmen perbaikan bersama

Tunjukkan kepercayaan, bahwa anda dan dia bisa memperbaiki keadaan lebih baik. Tentukan batas waktu. Akhiri prosedur pemberian teguran ini dengan salin pengertian dan tak menimbulkan konflik berkepanjangan. Segera lupakan bagian-bagian "keras" yang mungkin terjadi selama pembicaraan. Lebih lanjut, carilah kesempatan agar anda bisa melihat perbaikan yang dilakukan.

9--Tegakkan peraturan dengan bersikap konsisten, tegas dan adil

Teguran akan berdampak lama bila anda bersikap adil dan tegas pada seluruh karyawan. Bila anda hanya menegur orang-orang tertentu, sedangkan orang lain yang juga melakukan kesalahan mendapat teguran, maka anda akan dicap tidak adil dan pilih kasih.