Kepemimpinan pelayan adalah sebuah konsep kepemimpinan etis yang diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf mula-mula pada tahun 1970. Robert K.
Greenleaf sendiri menghabiskan sebagian besar kariernya di bidang penelitian manajemen, pengembangan dan pendidikan di AT&T selama 40 tahun. Kemudian, selama 25 tahun ia bekerja sebagai konsultan penting bagi sejumlah organisasi besar, seperti Universitas Ohio, MIT, Ford Foundation. Pada tahun 1964 ia mendirikan Center for Applied Ethics yang berganti nama menjadi Robert K. Greenleaf pada tahun 1985 di Indianapolis, Indiana.
Konsep kepemimpinan pelayan ini secara evolusioner mengubah pendekatan kepemimpinan yang bersifat organik dan pribadi. Pada akhir abad dua puluh ini, kita melihat mode otokratis dan hierarkis kepemimpinan yang tradisional perlahan-lahan bergerak menuju model yang lebih baru, yang berusaha secara simultan meningkatkan pertumbuhan pekerja dan memperbaiki mutu serta kepedulian banyak organisasi melalui perpaduan kerjasama tim dan masyarakat, keterlibatan pribadi dalam pembuatan keputusan, serta perilaku etis dan kepedulian. Cara pendekatan kepada kepemimpinan dan pelayanan yang baru ini
disebut "kepemimpinan pelayan".
Kata pelayan dan pemimpin biasanya dianggap sebagai dua kata yang saling berlawanan. Bila dua kata yang berlawanan disatukan dengan cara kreatif dan bermakna, maka timbul satu paradoks. Menurut Greenleaf, pemimpin besar mula-mula harus melayani orang lain. Ini adalah kenyataan sederhana yang merupakan inti kebesarannya. Kepemimpinan sejati timbul dari mereka yang motivasi utamanya adalah keinginan menolong orang lain. Dengan demikian, kepemimpinan, menurut Greenleaf, haruslah menempatkan satu model pelayanan bagi orang lain, sebuah cara pendekatan holistik kepada pekerjaan, rasa
kemasyarakatan, dan kekuasaan pembuatan keputusan yang dibagi bersama.
Siapakah pemimpin-pelayan itu? Dalam bukunya "The Servant as Leader", Greenleaf menulis: "Ini dimulai dengan perasaan alami bahwa orang ingin melayani, melayani lebih dulu. Kemudian pilihan sadar membawa orang untuk berkeinginan memimpin. Perbedaan ini memanifestasikan diri dalam kepedulian yang diambil oleh pelayan - yang mula-mula memastikan bahwa kebutuhan prioritas tertinggi orang lain adalah dilayani. Ujian yang terbaik adalah: Apakah mereka yang dilayani tumbuh sebagai pribadi, atau apakah mereka, sementara dilayani, menjadi lebih sehat, lebih bijaksana, lebih bebas, lebih mandiri, dan lebih memungkinkan diri mereka menjadi pelayan?
Sebagaimana dinyatakan di atas, bahwa konsep kepemimpinan pelayan adalah konsep yang mengubah pendekatan kepemimpinan secara evolusioner dan pribadi, maka konsep ini bukanlah perbaikan cepat atas persoalan-persoalan kepemimpinan. Kepemimpinan pelayan adalah cara pendekatan berjangka panjang yang memberikan perubahan pada kehidupan dan kerja.
Ada sepuluh ciri khas penting mengenai kepemimpinan pelayan, sebagaimana hasil studi Larry Spears atas tulisan-tulisan Greenleaf, yaitu:
1--Mendengarkan.
Pemimpin pelayan mengembangkan kemampuan dan komitmen untuk mengenali serta memahami secara jelas kata-kata orang lain. Mereka berusaha mendengarkan secara tanggap apa yang dikatakan dan tidak dikatakan. Mendengarkan juga melampaui upaya memahami suara batinnya sendiri, serta berusaha memahami apa yang dikomunikasikan oleh tubuh, jiwa, dan pikiran. Mendengarkan, dipadukan dengan perenungan yang teratur, mutlak penting bagi pertumbuhan pemimpin pelayan.
2--Empati.
Pemimpin pelayan berusaha keras memahami dan memberikan empati kepada orang lain. Orang perlu diterima dan diakui untuk jiwa mereka yang unik. Mereka akan menunjukkan itikad dan kerja baik jika diakui sebagai manusia. Pemimpin pelayan paling berhasil adalah mereka yang menjadi pendengar ahli penuh empati.
3--Menyembuhkan.
Salah satu kekuatan besar kepemimpinan pelayan adalah kemungkinan untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain. Banyak orang yang patah semangat dan menderita akibat rasa sakit emosional. Maka belajar untuk menyembuhkan merupakan daya yang kuat untuk perubahan dan integrasi. Pemimpin pelayan mengakui bahwa mereka mempunyai kesempatan untuk membantu pemberian kesehatan bagi orang-orang yang berhubungan dengan mereka.
4--Kesadaran.
Kesadaran, terutama kesadaran diri, memperkuat pemimpin pelayan. Kesadaran membantu memahami persoalan yang melibatkan etika dan nilai-nilai. Ini memungkinkan orang bisa melihat persoalan-persoalan dari posisi yang lebih terintegrasi. Menurut Greenleaf, "Pemimpin pelayan senantiasa memiliki ketenangan batinnya sendiri."
5--Persuasif.
Ciri khas pemimpin pelayan lainnya adalah mengandalkan kemampuan membujuk, bukannya wewenang karena kedudukan, dalam membuat keputusan di dalam organisasi. Pemimpin pelayan berusaha meyakinkan orang lain, bukannya memaksakan kepatuhan. Ini merupakan ciri pembeda antara model wewenang tradisional dan model kepemimpinan pelayan. Kepemimpinan pelayan efektif dalam membangun konsensus kelompok.
6--Konseptualisasi.
Pemimpin pelayan berusaha menjaga kemampuan mereka untuk melihat suatu masalah dari perspektif yang melampaui realita dari hari ke hari. Banyak orang yang disibukkan oleh kebutuhan untuk meraih tujuan operasional jangka pendek. Pemimpin pelayan harus meregangkan pemikirannya hingga mencakup pemikiran konseptual yang mempunyai landasan yang lebih luas. Ini berarti pemimpin pelayan harus mengusahakan keseimbangan yang rumit antara konseptualisasi dan fokus operasional sehari-hari.
7--Kemampuan meramalkan.
Kemampuan untuk memperhitungkan sebelumnya, atau meramalkan hasil satu situasi sulit didefinsikan, tetapi mudah dikenali. Orang mengetahuinya bila mereka melihatnya. Kemampuan meramalkan adalah ciri khas yang memungkinkan pemimpin pelayan bisa memahami pelajaran dari masa lalu, realita masa sekarang, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan untuk masa datang. Ini menanamkan akarnya sampai jauh ke wilayah intuitif. Ini juga berarti ciri khas ini merupakan bawaan sejak lahirnya pemimpin tersebut.
8--Kemampuan melayani.
Melayani, atau stewardship, menurut Peter Block, adalah "memegang sesuatu dengan kepercayaan kepada orang lain." Kepemimpinan pelayan haruslah mempunyai kemampuan untuk melayani, dan terutama komitmen untuk melayani kebutuhan orang lain. Ini juga menekankan penggunaan keterbukaan dan bujukan, bukannya pengendalian. Menurut Greenleaf, semua apa yang ada dalam sebuah organisasi memainkan peranan penting dalam menjalankan organisasi tersebut dengan kepercayaan kepada kebaikan masyarakat yang lebih besar.
9--Komitmen pada pertumbuhan manusia.
Pemimpin pelayan berkeyakinan bahwa manusia mempunyai nilai intrinsik melampaui sumbangan nyata mereka sebagai pekerja. Dalam hal ini, pemimpin pelayan sangat berkomitmen terhadap pertumbuhan pribadi, profesional, dan spiritual setiap individu dalam organisasi itu.
10--Membangun masyarakat.
Pemimpin pelayan berusaha mengenali satu sarana untuk membangun masyarakat di kalangan mereka yang bekerja dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan pelayan menyatakan bahwa masyarakat yang sesungguhnya bisa diciptakan di kalangan mereka yang bekerja dalam bisnis dan lembaga lainnya. Yang diperlukan untuk membangun kembali masyarakat sebagai bentuk kehidupan yang bisa dihayati bagi jumlah besar orang adlaah sejumlah cukup pemimpin pelayan yang menunjukkan jalan, bukan dengan gerakan masal, melainkan dengan cara setiap pemimpin pelayan memperlihatkan kemampuan yang tidak terbatas untuk kelompok spesifik yang berhubungan dengan masyarakat.
(Diringkas dari Larry Spears)
Ada Awal selalu ada Akhir
4 tahun yang lalu