Tanya: Enam bulan ini saya bekerja sebagai sekretaris direktur pabrik di sebuah perusahaan nasional. Atasan saya adalah seorang pria berumur 51 tahun. Beliau baru bekerja di sini sekitar 2-3 tahun. Sebelumnya beliau bekerja di beberapa perusahaan multinasional asing selama puluhan tahun. Baru beberapa hari bekerja saya sudah merasakan bahwa banyak karyawan lama yang tidak suka pada atasan saya ini. Beliau dikenal suka berbicara ceplas-ceplos, tidak menghiraukan perasaan orang lain, kritis sekali, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, dan selalu berbicara dengan nada tinggi, seolah-olah marah. Mungkin beliau memang sedang marah. Tapi sebenarnya beliau ini pandai sekali. Ide-idenya banyak yang bagus. Sayang tidak semua idenya bisa dijalankan. Saya tidak tahu kenapa. Tetapi atasan saya sering mengeluh bahwa orang-orang di perusahaan ini tidak mudah berubah. Mungkin karena mereka sudah bekerja puluhan tahun di pabrik ini. Masalahnya, tiba-tiba saya kok jadi sasaran kebencian dari para manajer dan karyawan lain. Saya berusaha menjelaskan apa sebenarnya yang diinginkan oleh beliau, tetapi saya malah dianggap membela dan membenarkan perilaku beliau yang tidak disukai karyawan. Saya jadi serba salah dan tidak bisa bekerja dengan baik. Tidak sedikit manajer yang bersikap sinis terhadap saya, tetapi mereka tidak berani menunjukkan ketidaksetujuan mereka pada atasan saya.
Saya jadi tidak betah bekerja dengan suasana seperti ini. Pokoknya serba salah. Mohon masukannya ya. Makasih. (Tta)
Jawab: Mbak Tta yang baik, terima kasih atas emailnya yang panjang lebar.
Situasi yang anda hadapi ini memang kurang mengenakkan, tapi percayalah, itu sangat menantang. Menurut kami, anda telah berusaha menghadapi situasi ini dengan cara yang baik, yaitu menjelaskan pada karyawan apa yang dimaui sang direktur. Tapi sayang, mereka malah menganggap anda membela dan membenarkan perilaku sang direktur yang tak mereka sukai. Padahal, sebagai orang yang
sehari-hari bekerja dekat dengan sang direktur, wajar kalau anda cukup mengenal beliau. Penjelasan anda semestinya merupakan umpan balik bagi para manajer agar mereka lebih bisa menghadapi sang direktur. Teruskan upaya anda ini. Namun, jangan lupa, perhatikan cara anda menyampaikannya. Jangan sampai keinginan anda yang baik ini justru menafikan apa yang dimaui oleh para
manajer tersebut.
Langkah selanjutnya adalah bagaimana anda bisa menyampaikan apa yang sebenarnya diinginkan para karyawan pada sang direktur. Mungkin anda khawatir kalau-kalau dianggap menggosip atau menjelek-jelekkan orang lain.
Oleh karena itu coba gali lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi di balik sikap-sikap yang tidak mengenakkan ini.
Apakah menurut anda terjadi perbedaan "budaya" antara sang direktur dengan karyawan. Bukankah anda mengatakan bahwa sang direktur yang berumur 51 tahun ini sudah berpuluh-puluh tahun bekerja di perusahaan multinasional asing.
Budaya kerja seperti; keterbukaan, mandiri, berani mengambil keputusan sendiri, berani menghadapi konflik dan bersaing secara ketat, yang biasanya berkembang di perusahaan-perusahaan multinasional sedikit banyak tertanam dalam kepribadian sang direktur. Agaknya budaya kerja yang berkembang di perusahaan anda tidak sepenuhnya bisa dihadapi dengan cara yang sama sebagaimana sang direktur hadapi dulu. Bukankah para manajer tampak "ya ya ya" di hadapan beliau, tetapi di belakang mereka menunjukkan
ketidaksepakatannya. Memang tidak gampang mengubah kepribadian seseorang, namun itu bukan berarti tidak bisa dihadapi.
Coba pelajari sebenarnya sikap yang bagaimana yang diinginkan oleh para bawahan beliau. Apakah mereka ingin bahwa setiap ide beliau itu sebelum benar-benar dijalankan sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu dengan para manajer? Bila ya, dapatkah anda mencari cara yang baik untuk menyampaikan hal ini pada sang direktur?
Katakan bahwa ide beliau itu akan sangat didukung dan dijalankan, kalau para manajer merasa bahwa ide tersebut adalah ide mereka juga. Tawarkan pada manajer terkait, apakah mereka perlu waktu khusus dengan sang direktur untuk membicarakan hal-hal teknis demi
pelaksanaan ide sang direktur. Doronglah mereka untuk berani mengemukakan pendapat meski berbeda. Yakinkan bahwa sanng direktur takkan keberatan dengan perbedaan pendapat, asal disampaikan dan didukung dengan dasar yang baik. Kemudian, sampaikan pada sang direktur bahwa mungkin para manajer perlu penjelasan lebih dalam dan memerlukan waktu untuk berbicara secara baik-baik? Cobalah menjadi seorang diplomat yang membawa misi perdamaian.
Apakah sang direktur tidak disukai karena suka mengkritik tajam? Jika ya, dapatkah anda menemukan sesuatu dari pekerjaan para manajer yang patut dipuji dan dihargai? Meskipun itu tampaknya "remeh-temeh" saja. Misal, laporan yang rapi, lingkungan pabrik yang bersih, sikap sopan santun, dan lain-lain. Tidak salahnya kan kalau anda menyatakan penghargaan anda di depan sang direktur. Dengan demikian, sang direktur pun tergerak untuk mengakuinya juga. Mudah-mudahan dengan demikian beliau bisa mengimbangi kritiknya dengan penghargaan.
Sadari bahwa tugas anda adalah seorang sekretaris yang bertujuan mempermudah kerja atasan anda. Tentu anda tidak diperkenankan melampaui kewenangan itu dan mencampuri urusan orang lain terlalu jauh. Dalam hal ini peran anda adalah sebagai pelumas agar hubungan antara sang direktur dan karyawan berjalan dengan baik. Tentu ada maksud tertentu, mengapa perusahaan memilih
beliau sebagai pimpinan di perusahaan ini. Mungkin, pemilik perusahaan melihat perlunya perubahan besar terjadi di perusahaannya.
Dan itu diperlukan seseorang yang benar-benar berbeda.
Amati situasi yang terjadi dengan hati lapang. Anda tidak perlu merasa menjadi sasaran kebencian. Para karyawan itu mungkin hanya kesal, bukan benci. Dengan demikian anda tak perlu larut dalam pergolakan emosi masing-masing pihak. Sekali lagi, anda sama sekali bukan sasaran kekesalan mereka. Itu hanya perasaan anda sendiri. Sabar yaa.. Ambil saja keuntungan
dari situasi ini. Keuntungan bahwa anda sedang belajar. Bukankah anda sendiri bilang kalau atasan anda ini orangnya pandai. Catat baik-baik ide-ide beliau yang menarik dan bagus. Catat pula pelajaran yang anda petik dari bagaimana menghadapi berbagai macam kepribadian dan budaya perusahaan. Bila anda berhasil menjalankannya, maka diam-diam semestinya perusahaan
berterima kasih pada anda. Anda bayangkan saja, ketika sebuah misi perdamaian ditandatangani, mungkin penjuru dunia akan memuji para pemimpin negara yang mendandatangani, tetapi sebenarnya yang patut diacungi jempol adalah para diplomat yang bekerja keras di belakang layar. Dan mereka tidak perlu merasa mendapat pujian, karena yang terpenting adalah misi damai masing-masing negara tercapai.
Bersediakah anda melakukan hal ini?
Selamat berjuang dan bersabar.