Senin, 12 Oktober 2009

KATA BOS, SAYA INI PEMBOSAN

Tanya: Dalam pembicaraan terakhir dengan atasan, beliau mengkritik saya yang pembosan dan senang mencoba berbagai hal baru untuk memperoleh tantangan. Katanya, orang dengan banyak bakat tidak akan menjadi apa-apa pada suatu hari kelak. Ia menyarankan saya memperdalam satu bidang yang nantinya menjadi spesifikasi. Bagaimana menurut editor? Terima kasih. (R)

Jawab: Saran agar anda memperdalam suatu bidang tertentu yang menjadi spesialisasi anda ada benarnya juga. Ini membuat anda menjadi efektif dan lebih produktif dalam bekerja, serta memudahkan perusahaan untuk menempatkan anda. Menurut kami, saran atasan anda ditujukan demi kebaikan karier sekaligus memenuhi tujuan perusahaan. Coba perdalam apa yang sedang anda minati sekarang ini. Kerjakan dengan baik, bahkan yang terbaik bila perlu.

Mungkin anda berdalih, bagaimana kita bisa mengetahui bidang yang benar-benar menjadi minat dan pilihan spesialisasi kita bila tidak mencoba berbagai macam hal yang menarik. Dalih ini bisa diterima selama anda mengakui anda sedang dalam proses pencarian bidang yang benar-benar anda minati. Tugas anda adalah memahami mana-mana kegiatan yang didorong oleh proses pencarian itu, dan mana kegiatan yang diperlukan demi penyelesaian tugas-tugas kerja. Dua hal ini tentu tidak selalu bisa berjalan beriringan. Karena kita sedang berbicara mengenai aspek pekerjaan, maka semestinya anda mendahulukan kepentingan perusahaan, kemudian berasyik-asyik dalam pencarian
anda itu. Dengan demikian, atasan anda lega karena tujuannya tetap terpenuhi sehingga beliau tidak keberatan menyediakan waktu bagi anda untuk melakukan ini dan itu yang menantang.

Mari kita bicarakan sedikit mengenai anda yang katanya "pembosan" itu. Apakah menurut anda sendiri, anda adalah seorang yang pembosan? Orang lain menganggap anda pembosan karena melihat anda cepat sekali berpindah dari satu bidang ke bidang lain. Padahal mungkin anda menganggap diri anda sedang merangkai-rangkai "puzzle" yang berserakan untuk satu tujuan yang besar. Ambil contoh: kami mempunyai minat besar untuk mengajak rekan-rekan sekerja untuk sama-sama membangun perusahaan dan karier yang baik. Dalam perjalanannya, kami harus mempelajari banyak hal yang mungkin sama sekali tak menyentuh aspek tersebut, misal, tehnologi internet, desain newsletter,
penulisan artikel, dan lain sebagainya. Karena semuanya terkait dengan satu tujuan besar, maka dengan senang hati kami melakukannya. Jadi, coba cari tahu dalam diri anda sendiri, apa yang sebenarnya menjadi tujuan besar anda itu. Temukan "gambar" besar itu dan satukan "puzzle-puzzle" yang berserakan. Tunjukkan pada atasan "gambar" besar yang ingin anda satukan itu. Bila ini dipahami oleh atasan, mungkin sekali beliau akan mengarahkan dan memberikan jalan yang lebih besar untuk anda.

Selain itu, coba amati apakah ada hal lain yang menyebabkan anda mudah berpindah-pindah dari satu bidang ke bidang lain. Misal, kurangnya ketrampilan, tidak memadainya fasilitas, waktu yang tak cukup, dan lain sebagainya. Bila anda tidak mampu mengatasi tantangan karena tidak cukup ketrampilan, anda cenderung untuk meninggalkannya. Coba tingkatkan ketrampilan tehnis anda (dengan konsekuensi, anda berpindah ke bidang baru.) Minta bantuan dan dukungan dari atasan anda.

Menurut kami, bila kita membicarakan sesuatu yang tehnis dan mempertimbangkan aspek nilai waktu, kita cenderung untuk harus menjadi seseorang yang spesialis. Misal, anda harus memilih untuk menjadi tehnisi komputer yang baik atau akuntan yang baik pada satu waktu tertentu. Tidak mudah untuk menjadi tehnisi komputer dan akuntan yang handal dalam waktu yang bersamaan. Ini sesuai dengan tuntutan agar anda menjadi efektif dan produktif. Namun jika kita berbicara mengenai aspek "judgment" atau
kebijakan, maka tidak ada aspek-aspek spesialisasi di dalamnya. Dalam hal ini kita harusnya menjadi seseorang yang "generalis". Misal: memuaskan pelanggan adalah hal yang harus dipegang oleh semua orang, baik tehnisi komputer atau akuntan. Selamat bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar