Senin, 09 November 2009

TANDA-TANDA ORANG YANG BERPOTENSI MENDUDUKI JABATAN PUNCAK

Mortimer R. Feinberg, Ph.D.

Pemimpin-pemimpin perusahaan yang terbaik, yaitu orang-orang berkedudukan tinggi, ialah orang yang mempunyai sifat sebagai orang yang mempunyai motivasi dan dorongan-dorongan yang kuat, yaitu orang yang dapat bekerja dengan keras, dan yang dapat melakukan beberapa pekerjaan yang berlainan secara sekaligus - walaupun tidak selamanya pekerjaan itu dilakukan dengan baik. Pendeknya, mereka selalu dinamis dan bersemangat. Napoleon dapat melakukan tujuh macam pekerjaan sekaligus.

Saya belum pernah melihat seorang eksekuif top yang bersifat pasif, suka termenung, dan sering sakit-sakitan, serta ragu-ragu. Menurut saya, Hamlet, dalam cerita tulisan Shakespeare, adalah orang yang selalu bimbang, tidak akan pernah menjadi pemimpin atau eksekutif yang baik. Memang banyak orang yang berkepribadian seperti Hamlet, tetapi mereka tak akan pernah menempati kedudukan penting.

Berikut ini adalah tanda-tanda orang yang mempunyai potensi untuk menduduki jabatan dan tanggung jawab yang penting.

1--Dedikasi.

Mereka mempunyai semangat pengabdian seluruhnya. Mungkin pada suatu waktu, anda memintanya untuk melaksanakan suatu tugas, misal, pergi ke luar kota yang jauh. Dia tidak akan menolak tugas itu, kecuali dengan alasan yang kuat, seperti karena istri atau anaknya sakit. Alasan-alasan atau dalih untuk melaksanakan tugasnya akan sangat kecil sekali. Sebagian besar waktu dan tenanagnya, dicurahkannya untuk memajukan perusahaan atau organisasi dimana dia bekerja.

2--Kompetitif.

Eksekutif yang baik tak akan membiarkan dirinya kalah. Mereka selalu mengevaluasi dan menilai dirinya sendiri untuk persaingan itu, dan akan berjuang untuk melakukan yang lebih baik dalam setiap kesempatan yang ada. Mereka akan selalu mengubah taktik dan usaha untuk mencapai hal yang lebih baik. Seorang eksekutif, yaitu seorang "self-made man" menceritakan kepada saya waktu dia sedang mulai berjuang untuk naik: "Di sini saya seperti berada di antara kaki-kaki gajah saja, dan saya hanyalah seekor tikus. Dengan mudah mereka akan membunuh saya. Dengan suatu insiden atau kebetulan saja, saya akan celaka." Lalu saya bertanya padanya, "Lantas apa yang akan
anda lakukan untuk menghindari akibat buruk seperti yang anda takutkan?"
Jawabnya, "Saya akan berusaha menjadi gajah juga."

3--Kejujuran.

Jujurkan ia terhadap dirinya sendiri? Ibarat: apakah ia mengenakan pakaian mahal, namun pakaian dalamnya bolong dan kotor? Apakah ia sadar akan kelemahan-kelemahannya sendiri? Sampai dimana kejujurannya dengan anda? Apakah apa yang dikatakannya sesuai dengan apa yang dilakukannya? Apakah cita-cita yang diangankannya sangat jauh dari kenyataan atau telah berada di depan mata untuk dicapainya? Jika dia menjawab, "Memang pekerjaan saya waktu itu tidak begitu baik, namun yang akan datang saya akan bekerja dengan lebih baik," maka itu adalah pertanda bahwa dia jujur terhadap dirinya sendiri.

4--Realistis.

Kakinya berpijak di muka bumi. Dia tidak berangan-angan atau bermimpi untuk menjadi besar. Kalau dia hanya melihat yang besar-besar dan mengabaikan bagian-bagian yang lebih kecil, maka dia akan menghadapi kesukaran. Dia sangat teliti dan bersungguh-sungguh dalam melakukan langkah-langkah kecil meski keuntungan yang diperolehnya pun kecil.

5--Dewasa.

Dia sadar dan mengetahui, bahwa masa depannya sendiri akan sangat tergantung dan bertalian dengan apa yang terjadi terhadap orang lain. Dia sanggup menghentikan seseorang, orang yang tidak ada atau sedikit sekali memberikan sumbangan pada perusahaan. Dia menghormati perbedaan-perbedaan fikiran dan pendapat orang. Dia tidak akan mencampuradukkan politik ke dalam kantor dan perusahaan. Dia menolak untuk hanya memperalat atau memanipulasi orang. Dia sabar dan, bila perasaannya terluka dia segera tenang dan pulih kembali.

Akhirnya seseorang yang mempunyai potensi yang baik untuk menjadi pemimpin perusahaan adalah orang yang dapat menangani berbagai ragam persoalan yang mendesak. Seorang presiden dari perusahaan di New York menjelaskan hal ini dengan mengatakan, "Setiap orang bisa melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik, apabila anda memberikannya hanya satu tugas tertentu dengan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas itu. Tetapi, bila seseorang itu tidak mau memberikan perhatian atau usahanya terhadap sesuatu yang lain, sampai sesuatu masalah atau tugas-tugas yang kecil belum mendapat pemecahan atau penyelesaian - meski sesuatu itu sangat mendesak sekali - maka sikap itu selalu akan menggusarkan hati. Jenis orang seperti ini takkan pernah
mengetahui kalau api sedang berkobar di kamar sebelahnya, kecuali kalau
perusahaan itu seluruhnya sudah terbakar habis."

(Mortimer R. Feinberg, Ph.D., The Effective Psychology for Manager)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar