Senin, 05 Juli 2010

BAGAIMANA KEKUASAAN BISA HILANG

Jeffrey Pfeffer

Kekuasaan bisa hilang. Bahkan yang kuat sekali pun akan tergeser. Mengapa
hal itu terjadi? Sebagaimana politik perusahaan jelas sekali bahwa bermain
politik dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cantik, termasuk memahami
dan menyadari bahwa kekuasaan bisa hilang. Ada empat sebab yang
disampaikan oleh Jeffrey Pfeffer yang kami ringkas berikut. Yaitu:
ketidakmampuan kita menghadapi perubahan, ketidaktahuan kita akan dinamika
kekuasaan, sikap pribadi yang salah, dan faktor usia. Tujuan dari
pembicaraan ini adalah untuk menyadari bagaimana kita tidak kehilangan
kekuasaan terlalu dini, dan bagaimana meninggalkan kekuasaan dengan baik.

Perubahan organisasional seringkali, jika bukan tidak dapat dihindari,
melibatkan perubahan dalam distribusi kekuasaan. Dalam beberapa
organisasi,
perubahan dalam kekuasaan dan perspektif berlangsung dengan mulus, sementara
yang lain ditunda atau diperebutkan. Tetapi dalam setiap peristiwa, dinamika
kekuasaan tidak dapat dielakkan selalu berhubungan dengan dinamika
organisasional. Oleh karena itu, memahami bagaimana kekuasaan bisa hilang
adalah hal yang esensial dalam memahami perubahan organisasi.

Perbedaan antara kepentingan organisasi dan kepentingan individu paling
tampak di saat kita mengamati kasus seseorang yang sedang kehilangan
kekuasaannya. Bagi seseorang, kehilangan kekuasaan dan kedudukan bisa sangat
menyakitkan, bahkan menghancurkan. Bagi organisasi, pergeseran kekuasaan
seringkali lebih sering ditujukan untuk melakukan terapi, mendapatkan idea
baru, informasi baru dan ketrampilan baru untuk mengambil alih dan
menyelesaikan masalah kritis yang terjadi di masa kepemimpinan lama. Tentu
saja tidak ada jaminan bahwa suksesi kekuasaan akan memperbaiki suasana.
Tetapi pergeseran seperti itu hampir tidak dapat dielakkan untuk
diasosiasikan dengan perubahan, atau setidaknya dengan potensi untuk
beradaptasi.

Pergeseran kekuasaan hampir pasti terjadi. Bahkan setelah mendapatkan
kekuasaan, lambat laun kita akan kehilangannya. Keinginan untuk menjadi
pusat perhatian membuat kita saling bersaing. Padahal berkuasa adalah
kesempatan untuk diamati secara dekat. Dan, tentu saja pengamatan ini mengij
inkan sedikit sekali kesalahan. Tujuan dari tulisan ini adalah bukan hanya
untuk membantu pembaca mempertahankan kekuasaan setelah memilikinya, namun
juga bagaimana kita bisa berdamai dengan evolusi pengaruh dalam organisasi
kita sendiri.

Waktu Berubah, Orang Tidak.

Untuk menghindari kehilangan kekuasaan, kita perlu peka terhadap perubahan
yang halus dalam lingkungan dan mengerti bagaimana gaya tertentu, aktivitas
tertentu, dan pendekatan tertentu efektif. Semua itu hanya cocok untuk tata
cara dan kondisi tertentu juga. Kita perlu memiliki fleksibilitas untuk
menyesuaikan sikap kita dan berakomodasi dengan realitas baru. Bahkan, kita
harus berani meninggalkan kebiasaan lama.

Orang yang memiliki kekuasaan jarang ditentang atau diberi kabar buruk. Jika
mereka ditentang, mereka cenderung untuk menolak informasi yang tidak cocok.
Setelah mengembangkan ketrampilan tertentu dengan satu cara tertentu, mereka
tidak selalu trampil dalam mencari pendekatan alternatif. Tidak mengherankan
jika kemudian perubahan situasi seringkali menghasilkan sebuah dinamika yang
mengakibatkan mereka yang memegang kekuasaan akan kehilangan kekuasaan itu
sendiri.

Mudah didapat, mudah hilang.

Orang yang mendapatkan kedudukan yang kuat tanpa harus bekerja keras, tanpa
pengalaman dalam mendapatkan dan memegang kekuasaan seringkali kehilangan
kekuasaan itu karena kurangnya wawasan akan dinamikanya. Meskipun
kelihatannya seperti nasib baik memperoleh kedudukan tinggi secara
tiba-tiba, namun nasib baik itu kadang-kadang hanya sebentar saja.

Dalam mendapatkan suatu pekerjaan, anda harus mengembangkan jaringan
hubungan dan menyerap banyak pengetahuan tentang lembaga-lembaga yang ada
dalam organisasi. Hal ini tidak didapat oleh orang luar. Itulah mengapa
banyak enterprenur yang memulai organisasi seringkali disingkirkan dari
organisasinya saat mereka tumbuh dan berkembang. Pada saat mulai, mereka
mulai pada tingkat yang paling puncak, dan seringkali kurang peka terhadap
nuansa hubungan kekuasaan yang mengancam mereka kemudian.

Maka jika seseorang menawarkan pada anda suatu pekerjaan yang memberikan
banyak kekuasaan daripada yang anda harapkan, anda harus menanyakan motif
mereka, dan apa yang tersembunyi di balik semua itu. Anda tetap perlu
mengetahui bagaimana hubungan kekuasaan dalam organisasi tersebut agar anda
bisa menjalankan agenda anda. Selain itu, janganlah anda mengasumsikan bahwa
kedudukan formal dapat dipertahankan dalam waktu lama. Kekuasaan dapat
memiliki banyak sumber, tetapi kedudukan yang tersedia hanya satu. Bila anda
mendapatkan kedudukan, maka rencanakan kelangsungan jangka panjangnya dengan
membangun sumber kekuasaan yang lain. Jangan pernah percaya bahwa kedudukan
itu sendiri memberikan jaminan daripada yang sesungguhnya.

Kesombongan, Keistimewaan, dan Kesabaran.

Kekuasaan bisa hilang karena setelah mendapatkan kekuasaan, seseorang
tergoda untuk segera mengambil keuntungan dari kedudukan itu. Orang
kadang-kadang bersikap sombong dan lupa bahwa otoritas yang ada pada dirinya
diperoleh dari pemberi kekuasaan. Sikap pribadi yang keliru, berupa,
kesombongan, penggunaan hak-hak istimewa, dan kurangnya kesabaran seringkali
mengakibatkan kejatuhan mereka yang berkuasa.

Bersikap sombong adalah berpikir bahwa anda selalu benar, dan menempatkan
diri anda di atas terpisah dari yang lain sehingga anda akan kehilangan
dukungan mereka. Jangan sekali-kali kesombongan dan kebanggaan akan
kekuasaan membuat anda meremehkan bahkan menghina lawan anda. Gunakan waktu
dan tenaga anda untuk bekerja dan merencanakan tindakan yang baik. Bila anda
mulai meremehkan lawan, anda akan kalah. Kekuasaan juga dapat hilang karena
anda kurang sabar, berusaha melakukan terlalu banyak, terlalu cepat dan
serakah dalam mengambil kesempatan, serta terburu-buru meraih kemenangan.

Pahamilah bahwa organisasi membutuhkan saling ketergantungan. Meskipun anda
berkuasa dan memiliki kedudukan penting, ketergantungan pada orang lain
tetap ada. Sungguh menggoda untuk bersikap tamak akan kekuasaan yang
diperoleh dengan susah payah dan menerima imbalan dari usaha anda. Tetapi
dengan berusaha mendapatkan keuntungan terlalu besar dan terlalu awal maka
kekuasaan anda akan runtuh.

Lewatnya Waktu.

Menjadi tua adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Hal ini jelas sekali,
tak peduli bagaimana kaya, populer, dan cerdasnya kita, kita akhirnya
kehilangan kekuasaan karena pensiun. Memang, secara psikologis, sulit sekali
melepaskan sesuatu yang telah kita raih setelah kita bekerja keras untuk
mendapatkan kedudukan dan persyaratannya. Memang ada beberapa perkecualian.
Ada beberapa orang yang tetap saja berkuasa meski telah melewati usia
pensiunnya, namun hal ini jarang sekali. Kita pun tak bisa berharap kita
akan memilikinya.

Cara terbaik untuk menghadapi hilangnya kekuasaan karena soal waktu adalah
dengan melembagakan proses itu. Kita semestinya mulai menentukan masa
jabatan dan mekanisme suksesi wajib. Dengan demikian kita mengurangi noda
yang muncul akibat kehilangan kekuasaan dan menjadikan pergantian kekuasaan
sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja. Degan demikian kita bisa menghindari
trauma, baik bagi pribadi maupun organisasi.

Jadi yang kita sampaikan dalam tulisan ini adalah bagaimana kita bisa
menghindari kehilangan kekuasaan terlalu dini dan bagaimana meninggalkannya
dengan baik. Dengan mengerti peran kita dalam organisasi, kita akan lebih
mudah mencapai kedua tujuan itu.

(Jeffrey Pfeffer, diringkas dari buku Managing With Power)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar