Kamis, 14 Mei 2009

JAM KERJA YANG PANJANG

Tanya: Kantor saya memberlakukan jam kerja yang cukup panjang dan berat. Sabtu pun harus masuk full. Saya merasa kurang waktu untuk bersosialisasi, monoton seolah hidup ini hanya untuk bekerja. Melihat kecilnya kemungkinan mendelegasikan tugas (kami staf di kantor yang kecil) apakah wajar bila ini dijadikan alasan untuk pindah kerja? (In)

Jawab: Cukup wajar bila anda mencari tempat kerja baru yang memberlakukan jam kerja yang lebih baik. Yang perlu disadari adalah, sebenarnya ada sebuah konsekuensi tersembunyi dari jam kerja yang pendek, yaitu produktivitas kita tidak boleh berkurang. Seseorang yang telah terbiasa bekerja dalam jam kerja yang panjang bukan berarti lalu bisa berleha-leha, namun harus bisa menyesuaikan (baca: meningkatkan) produktivitasnya. Dalam jam kerja yang panjang, kita memiliki cukup waktu untuk mengatur (baca: menyesuaikan) pekerjaan. Sedangkan dengan semakin pendeknya jam kerja, kita dituntut untuk mampu lebih produktif lagi menyelesaikan tugas-tugas. Jadi, sebelum anda benar-benar memutuskan untuk pindah pada perusahaan dengan lima hari kerja, anda perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Okay?!

Yang menarik, adalah pernyataan anda mengenai kurangnya waktu untuk bersosialisasi dan hidup yang monoton akibat jam kerja yang panjang. Benarkah demikian? Menurut kami, tidak harus begitu. Memang dalam dunia kerja, banyak hubungan antar manusia yang lebih merupakan hubungan "buatan". Beberapa orang menyebutnya sebagai hubungan formal. Misal, anda harus menerima atasan sebagai atasan, karena keputusan manajemen, bukan pilihan anda sendiri. Anda juga harus bersikap ini dan itu karena telah diatur dalam peraturan perusahaan, tidak bisa sesuka hati. Namun demikian, semakin hari semakin diakui bahwa selain ada yang namanya hubungan formal, di tempat
kerja kita kenal juga suatu hubungan informal yang sebenarnya cerminan dari
hubungan yang lebih alamiah. Jadi sebenarnya kita dituntut untuk memiliki ketrampilan bersosialisasi lebih dari sekedar bersosialisasi. Anda harus mampu menyeimbangkan hubungan "buatan" dan "alamiah" agar bisa menciptakan kondisi kerja yang baik. Coba anda perhatikan baik-baik, bukankah banyak orang menikah dengan rekan-rekan sekerjanya. Banyak orang memiliki sahabat dari rekan kerja mereka. Banyak orang bekerja dengan gembira, sebagai cerminan bahwa mereka mampu bergaul cukup baik dengan rekan-rekan kerjanya. Bukankah ini bukti bahwa dalam kantor pun kita bisa bersosialisasi dengan siapa pun. Dengan demikian hidup dalam kerja pun tidak monoton bukan?

Menurut kami, sembari anda mencoba untuk pindah ke tempat kerja baru, ada baiknya anda berusaha meningkatkan ketrampilan mengatur waktu dan bersosialisasi. Cobalah untuk menaikkan produktivitas kerja anda dan miliki lebih banyak waktu luang untuk menjalin hubungan lebih baik dengan rekan-rekan kerja anda. Anda bisa melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan bersama karyawan. Atau, lakukan kegiatan bersama-sama, misal, arisan kantor, merayakan ulang tahun, mengunjungi rekan yang sakit, dan lain sebagainya. Bagaimana pun kita tak perlu menjadikan kolega kerja semata-mata sebagai
teman formal, mereka adalah teman-teman pendamping hidup kita. Bukankah kehidupan kerja adalah bagian dari hidup kita sendiri bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar