Kebanyak perdebatan mengenai lingkungan terkonsentrasi pada persoalan lingkungan alami, dan mengalihkan perhatian terhadap peranan industri dalam masalah lingkungan buatan. Padahal sebagian besar lingkungan buatan dibentuk oleh kekuatan industri, komersial, dan perdagangan. Lingkungan buatan adalah lingkungan yang dibangun oleh manusia, meliputi, desa, kota besar dan kecil, pabrik, kantor, rumah, dan sebagainya. Tinggi rendahnya nilai lingkungan buatan ini mencerminkan pola yang dibentuk oleh perdagangan, terutama dalam dua abad terakhir. Masyarakat pun terkena dampak dari perindustrian. Pada saat yang sama industri juga dituntut untuk memenuhi tanggung jawabnya lebih luas. Dalam beberapa kasus, masalah lingkungan buatan lebih sulit ditangani daripada lingkungan alami.
PERTUMBUHAN KOTA
Pertumbuhan kota merupakan ciri-ciri utama dari industrialisasi. Kota-kota besar pada masa praindustrialisasi (seperti Roma, Kyoto, Boston) dengan cepat digantikan (misal, London, Nagasaki, Glasgow). Bahkan kini London tidak lagi berarti karena sudah digantikan oleh Tokyo. Kota-kota tersebut terus-menerus tumbuh dan berkembang karena perkembangan perdagangan dan industri. Kota-kota ini memberikan lingkungan kerja bagi banyak industri global, disamping menyediakan pasar utama mereka. Kesehatan kota dan vitalitas perdagangannya saling berhubungan erat.
Tumbuhnya kota dan industri menimbulkan banyak permasalahan. Masalah terutama adalah kemiskinan dari masyarakat karena tidak mampu memutuskan rantai kemunduran yang menyebabkan erosi kualitas hidup. Orang-orang miskin ini dapat mengambil sikap protes dan melahirkan kerusuhan-kerusuhan.
Karenanya perusahaan dituntut turut menunjukkan perhatiannya dalam masalah-masalah sosial dan lingkungan kota.
Ada beberapa sumbangan potensial dari industri, yaitu pada pengembangan sumber daya manusia (perusahaan dapat mengaitkan peningkatan dirinya dengan kesempatan kerja), penciptaan lapangan kerja (efek berantai yang memacu lahirnya perusahaan kecil baru), perbaikan lingkungan (pengembangan secara fisik yang menambah nilai masyarakat), dan program prasarana (penyusunan strategi transportasi, komunikasi yang dibentuk karena tujuan masyarakat dan komersial). Dalam setiap bidang ini, perusahaan berpeluang menggunakan keahliannya, menambah nilai masyarakat, dan pada saat yang bersamaan meningkatkan peluang bisnis perusahaan.
Keberhasilan program perusahaan yang turut bertanggung jawab atas lingkungan buatan (kota) ini memerlukan sebuah visi yang jelas, karena pelaksanaan program ini biasanya menghadapi banyak kendala. Misal, banyak orang mengeksploitasi ketakutan dan ketidakpercayaan masyarakat hanya demi kepentingan diri mereka sendiri. Perusahaan akan dengan mudah dihadang oleh perbedaan persepsi dan sikap. Namun demikian, perlu disadari bahwa semakin jauh jarak antara perusahaan dengan masyarakat, maka semakin sulit bagi pimpinan perusahaan dapat menghargai masalah-masalah yang ada.
Selain itu, dituntut pula kerja sama dan kolaborasi yang baik. Tujuannya adalah untuk memobilisasi sumber daya dari semua orang yang dapat membantu meningkatkan standar dan prospek dalam masyarakat. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana program yang menyeluruh, dan memancing umpan balik dan konsultasi yang baik. Dalam pada ini ketrampilan manajemen yang dimiliki oleh industri dan perdagangan berpotensi sebagai nilai tambah dan program pembangunan, terutama dalam penyusunan strategi dan perencanaan. Integrasi dari semua unsur tersebut dalam satu kesatuan akan memberikan keberhasilan lingkungan perkotaan masa depan.
KAMPUNG URBAN
Kecenderungan dari pusat-pusat kota untuk "membangun secara vertikal" menghasilkan kepadatan gedung dan pusat kegiatan yang tinggi, menciptakan real estate, dan menentukan nilai tanah yang terlalu tinggi sehingga mengarah pada kebutuhan ekonomi terhadap kepadatan yang tinggi dan gedung-gedung yang lebih tinggi. Dalam pada itu dibutuhkan pula sarana infrastruktur, seperti jalan dan rel kereta api yang dibutuhkan untuk memindahkan banyak orang. Harga tanah di pusat kota yang tinggi memaksa orang menuju pinggiran yang terproliferasi dan berkembang secara
"horisontal". Ini menciptakan kepadatan bangunan dan keadaan yang kacau balau. Salah satu pemecahan untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengembangkan sebuah kampung urban.
Ada tiga ciri kampung urban. Pertama, berskala manusia. Sebaiknya, tidak kurang dari 100 are, dimana orang-orang bisa menempatkan diri mereka, tetangga dan pekerja-pekerja rumah, bahkan jika perlu pekerjaan mereka sendiri. Kedua, pengembangan kampung urban sebaiknya mengikuti topografi alamiah dan sesuai dengan lingkungannya. Ketiga, kepentingan masyarakat sebaiknya didahulukan daripada kebutuhan transportasi pribadi.
Konsep utama kampung urban menekankan pada hubungan antara individu dan lingkungan, setiap orang bisa menyatu dengan masyarakat, dengan cara meningkatkan keterlibatan dan partisipasi dari setiap orang.
Inti dari bab ini adalah: kualitas lingkungan buatan merupakan ekspresi paling nyata dari sumbangan dunia bisnis bagi kesehatan masyarakat dimana bisnis itu beroperasi.
(Tom Cannon, Coporate Responsibility)
Ada Awal selalu ada Akhir
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar